3 Tewas Saat AS Lakukan Serangan Kedua ke Kapal Diduga Penyelundup Narkoba dari Venezuela

3 Tewas Saat AS Lakukan Serangan Kedua ke Kapal Diduga Penyelundup Narkoba dari Venezuela
Militer AS kembali menyerang kapal yang diduga menyelundupkan narkoba di perairan internasional. Tiga orang tewas dalam serangan ini.(Truth Social)

MILITER Amerika Serikat kembali melancarkan serangan mematikan terhadap sebuah kapal di perairan internasional dekat Amerika Selatan. Serangan yang menewaskan tiga orang ini disebut Presiden Donald Trump sebagai upaya menghentikan penyelundupan narkoba dari Venezuela menuju AS.

“Pagi ini, atas perintah saya, militer AS melakukan serangan kedua terhadap kartel narkoba dan kelompok narco-teroris yang sangat brutal di wilayah tanggung jawab SOUTHCOM. Mereka teridentifikasi sedang mengangkut narkoba di perairan internasional menuju Amerika Serikat,” ujar Trump melalui unggahan di Truth Social.

Trump menegaskan kelompok tersebut dianggap mengancam keamanan nasional, kebijakan luar negeri, serta kepentingan vital AS. Ia menyebut serangan itu menewaskan tiga orang tanpa menimbulkan korban dari pihak militer AS.

Serangan ini terjadi kurang dari dua minggu setelah operasi sebelumnya yang menewaskan 11 orang, diduga terkait geng kriminal Venezuela, Tren de Aragua. Namun, pemerintah AS hingga kini belum memberikan detail jelas mengenai target maupun dasar hukum dari aksi tersebut. Menteri Pertahanan Pete Hegseth hanya menyatakan AS memiliki “kewenangan penuh” untuk melakukannya.

Ketegangan dengan Venezuela pun semakin meningkat. AS diketahui mengerahkan kekuatan militer ke kawasan itu, termasuk kelompok amfibi Iwo Jima, 22nd Marine Expeditionary Unit, serta 10 jet tempur F-35 ke Puerto Rico. Meski begitu, Menteri Luar Negeri Venezuela Yván Gil menegaskan bahwa negaranya “tidak menginginkan konflik dengan AS.”

Legitimasi Serangan Dipertanyakan

Sejumlah pihak di dalam negeri AS juga mempertanyakan legitimasi serangan tersebut. Laporan CNN menyebut Departemen Pertahanan tidak menunjukkan bukti kuat bahwa target serangan pertama benar-benar anggota Tren de Aragua. Bahkan, data perjalanan kapal yang diserang masih simpang siur.

Senator Jack Reed, anggota Komite Angkatan Bersenjata Senat, menilai tidak ada bukti bahwa serangan dilakukan sebagai bentuk pembelaan diri. “Itu penting, karena berdasarkan hukum domestik maupun internasional, militer AS tidak memiliki wewenang untuk menggunakan kekuatan mematikan terhadap kapal sipil kecuali untuk membela diri,” tegas Reed.

AS Perang Melawan Kartel Narkoba

Meski mendapat kritik, Trump tetap menegaskan kapal tersebut tengah menuju AS dengan membawa narkoba. Hegseth juga menambahkan, siapa pun yang menyelundupkan narkoba ke AS “akan menghadapi konsekuensi mematikan.”

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyatakan bahwa operasi serupa kemungkinan akan terus berlanjut. Dalam kunjungannya ke Meksiko dan Ekuador usai serangan pertama, ia menegaskan bahwa AS akan “berperang melawan kartel narkoba yang membanjiri jalanan Amerika dan membunuh warga Amerika.” (CNN/Z-2)

[OTOMOTIFKU]