
AGAMA Islam memiliki kedalaman dan kompleksitas yang sering kali memunculkan pertanyaan-pertanyaan menantang, bahkan bagi umat Muslim sendiri. Berikut adalah 5 pertanyaan tentang agama Islam yang sulit dijawab, lengkap dengan ulasan berdasarkan Al-Quran dan Hadis untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas.
1. Bagaimana Menjelaskan Konsep Takdir (Qadar) dengan Kebebasan Manusia?
Konsep takdir dalam Islam sering membingungkan karena berkaitan dengan kebebasan manusia untuk memilih. Dalam Al-Quran, Allah berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan segala sesuatu menurut ukuran (takdir).” (QS. Al-Qamar: 49)
Arabic: إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
Latin: Inna kulla syai’in khalaqnahu biqadar
Namun, manusia juga diberi kebebasan memilih, sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran:
“Barang siapa yang menghendaki, maka berimanlah, dan barang siapa yang menghendaki, maka kafirlah.” (QS. Al-Kahfi: 29)
Arabic: وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ ۖ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ
Latin: Wa qulil haqqu min rabbikum, faman syaa’a falyu’min waman syaa’a falyakfur
Penjelasan: Takdir adalah ketetapan Allah yang mencakup segala sesuatu, tetapi manusia memiliki kebebasan dalam memilih tindakan. Allah mengetahui pilihan manusia sebelum terjadi, namun pengetahuan-Nya tidak menghilangkan kebebasan manusia. Ini seperti seorang guru yang tahu muridnya akan gagal jika tidak belajar, tetapi pilihan untuk belajar tetap ada pada murid.
2. Apakah Ada Bukti Ilmiah Mukjizat dalam Islam?
Mukjizat, seperti keajaiban Al-Quran atau pembelahan bulan oleh Nabi Muhammad SAW, sering dipertanyakan kebenarannya secara ilmiah. Al-Quran menyebutkan tentang mukjizat pembelahan bulan:
“Telah dekat hari kiamat dan bulan telah terbelah.” (QS. Al-Qamar: 1)
Arabic: اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ
Latin: Iqtarabatis saa’atu wansyaqqal qamar
Penjelasan: Mukjizat bersifat supranatural dan tidak selalu dapat diuji secara ilmiah karena terjadi di luar hukum alam. Namun, keajaiban Al-Quran, seperti struktur bahasanya yang tak tertandingi dan prediksi ilmiah seperti perkembangan embrio (QS. Al-Hajj: 5), sering dikaji sebagai bukti kebenaran. Meski begitu, iman tetap menjadi kunci utama dalam memahami mukjizat, bukan hanya logika ilmiah.
3. Mengapa Ada Perbedaan Pendapat Ulama tentang Al-Quran dan Hadis?
Perbedaan pendapat di kalangan ulama sering muncul karena interpretasi ayat Al-Quran dan Hadis. Allah berfirman:
“Dan jika kamu berselisih tentang sesuatu, kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya.” (QS. An-Nisa: 59)
Arabic: وَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ
Latin: Wa in tanaza’tum fii syai’in farudduhu ilallahi warrasul
Penjelasan: Perbedaan terjadi karena faktor bahasa, konteks sejarah, dan metode penafsiran (tafsir). Ulama menggunakan ilmu seperti usul fiqh dan ilmu hadis untuk menentukan kebenaran. Umat Islam dianjurkan untuk mengikuti pendapat yang paling kuat dalilnya dan sesuai dengan Al-Quran serta Hadis shahih, sambil menghormati perbedaan.
4. Bagaimana Menjelaskan Jihad dalam Konteks Modern?
Jihad sering disalahartikan sebagai kekerasan. Dalam Hadis shahih, Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Jihad yang paling utama adalah jihad melawan hawa nafsu.” (HR. Tirmidzi)
Arabic: أَفْضَلُ الْجِهَادِ جِهَادُ النَّفْسِ
Latin: Afdalul jihadi jihadu nafs
Penjelasan: Jihad berarti perjuangan dalam jalan Allah, yang mencakup jihad akbar (melawan hawa nafsu), jihad pendidikan, dan jihad fisik (jika dalam kondisi perang yang sah). Dalam konteks modern, jihad lebih relevan sebagai upaya memperbaiki diri dan masyarakat, bukan kekerasan. Penyalahgunaan istilah jihad untuk terorisme bertentangan dengan ajaran Islam.
5. Apakah Islam Memuliakan Perempuan?
Isu seperti pernikahan anak, poligami, dan warisan sering dianggap merugikan perempuan. Al-Quran menyatakan:
“Bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan ada bagian dari apa yang mereka usahakan.” (QS. An-Nisa: 32)
Arabic: لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا ۖ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ
Latin: Lirrijali nashibun mimma aktasabu, walinnisai nashibun mimma aktasabna
Penjelasan: Islam memberikan hak pendidikan, kepemilikan harta, dan perlindungan bagi perempuan. Poligami diizinkan dengan syarat ketat (QS. An-Nisa: 3), dan warisan dibagi berdasarkan tanggung jawab keluarga, bukan ketidakadilan. Praktik seperti pernikahan anak lebih merupakan tradisi budaya, bukan ajaran Islam. Islam menekankan kemuliaan perempuan sebagai ibu dan pasangan.
Kesimpulan
Memahami 5 pertanyaan tentang agama Islam yang sulit dijawab membutuhkan pendekatan yang seimbang antara dalil, logika, dan konteks. Dengan merujuk pada Al-Quran dan Hadis shahih, kita dapat menemukan jawaban yang memperkuat iman dan wawasan. (P-4)
[OTOMOTIFKU]