Ini Tips untuk Mengatasi Panic Attack

Ini Tips untuk Mengatasi Panic Attack
Ilustrasi(Freepik)

SERANGAN panik atau panic attack dapat terjadi kapan saja, bahkan saat seseorang sedang beristirahat atau baru bangun tidur. Kondisi ini terjadi ketika tubuh merasakan gelombang ketakutan yang intens dan tiba-tiba. 

“Panic attack itu memang menakutkan, tetapi hanya terjadi sementara waktu dan bisa diatasi dengan penanganan yang tepat,” jelas psikiater sekaligus dosen Fakultas Kedokteran IPB University dr Riati Sri Hartini, SpKJ, MSc, dikutip Selasa (16/9).

Ia menuturkan, gejala panic attack ditandai dengan jantung berdebar kencang (palpitasi), nyeri dada, napas terengah-engah, sensasi tercekik, gemetar, hingga muncul pikiran irasional seperti takut mati atau takut kehilangan kendali. 

“Ketakutan-ketakutan yang tidak realistis itu muncul bersamaan dalam kondisi yang tiba-tiba,” tambahnya.

MI/HOPsikiater sekaligus dosen Fakultas Kedokteran IPB University dr Riati Sri Hartini, SpKJ, MSc

Menurut Riati, penyebab pasti panic attack belum sepenuhnya dipahami. Namun, ada beberapa faktor yang dapat memicu atau memperburuk kondisi, mulai dari faktor genetik dan biologis, seperti riwayat kesehatan keluarga serta ketidakseimbangan zat kimia otak, hingga faktor lingkungan dan psikologis, seperti stres, trauma, maupun penggunaan zat adiktif.

Untuk mengatasi serangan panik, ia menyarankan beberapa teknik sederhana, seperti relaksasi, debriefing, meditasi, yoga, hingga pemberian afirmasi positif. 

“Kuncinya adalah dilakukan rutin dan berkesinambungan, agar tubuh tidak menumpuk stres yang akhirnya memicu panic attack,” ujarnya.

Meski begitu, jika serangan panik terjadi berulang hingga dua sampai tiga kali dalam seminggu dan mengganggu produktivitas, ia menyarankan agar segera mencari bantuan profesional,” ungkap Riati.

“Kita perlu menemui profesional untuk memvalidasi kondisi ini, apakah benar panic attack atau ada masalah medis lain. Jika memang panic attack, akan diberikan terapi yang tepat agar tidak mengganggu aktivitas sehari-hari,” lanjutnya.

Dengan mengenali gejala serta memahami faktor pemicu, seseorang dapat mengembangkan strategi pengelolaan kecemasan dan mengurangi risiko serangan panik. 

“Kuncinya mengingat bahwa panic attack adalah reaksi sementara, dan kita punya kendali atas tubuh kita,” tutupnya. (Z-1)

[OTOMOTIFKU]