
ADAT Betawi adalah warisan budaya masyarakat asli Jakarta yang kaya akan nilai-nilai kebersamaan, religiusitas, dan seni. Meski zaman terus berubah, tradisi-tradisi ini masih dijaga dengan bangga oleh masyarakat Betawi. Berikut adalah 10 tradisi adat Betawi yang masih hidup hingga sekarang, cocok untuk kamu kenali sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia.
1. Ondel-Ondel: Ikon Budaya Betawi
Ondel-ondel adalah boneka raksasa setinggi 2,5 meter yang menjadi simbol budaya Betawi. Tradisi ini sudah ada sejak abad ke-16 dan awalnya digunakan untuk mengusir roh jahat. Kini, ondel-ondel sering diarak dalam acara pernikahan, khitanan, atau festival seperti ulang tahun Jakarta. Boneka ini biasanya tampil berpasangan dengan warna cerah dan diiringi musik tradisional seperti tanjidor.
2. Palang Pintu: Ujian Cinta dalam Pernikahan
Palang Pintu adalah tradisi adat Betawi yang menjadi bagian dari upacara pernikahan. Tradisi ini menggabungkan seni bela diri pencak silat, adu pantun, dan pembacaan ayat Al-Qur’an. Jawara dari pihak mempelai laki-laki harus mengalahkan jawara dari pihak perempuan sebagai simbol keberanian dan diplomasi. Tradisi ini mencerminkan nilai keberanian dan kerukunan antar-kampung.
3. Roti Buaya: Simbol Kesetiaan
Roti buaya adalah tradisi unik dalam pernikahan adat Betawi. Roti berbentuk buaya ini melambangkan kesetiaan, karena buaya dianggap hanya kawin sekali seumur hidup. Biasanya, roti buaya dibawa oleh mempelai laki-laki sebagai seserahan. Dulu hanya sebagai pajangan, kini roti ini sering dikonsumsi agar tidak mubazir.
4. Nyorog: Tradisi Berbagi Makanan
Nyorog adalah tradisi Betawi yang dilakukan dengan membawa bingkisan makanan dari orang yang lebih muda kepada saudara atau tokoh yang lebih tua. Biasanya dilakukan menjelang Ramadan, Idulfitri, atau acara pernikahan. Tradisi ini awalnya terkait dengan sesaji untuk Dewi Sri, namun kini disesuaikan dengan nilai Islam untuk mempererat silaturahmi.
5. Bikin Rume: Syukuran Sebelum Membangun Rumah
Bikin Rume adalah upacara adat Betawi untuk menyambut pembangunan rumah. Tradisi ini melibatkan musyawarah keluarga, pemilihan hari baik, dan doa bersama (merowahan) untuk memohon kelancaran dan keselamatan. Masyarakat Betawi percaya bahwa rumah adalah tempat awal generasi baru, sehingga tradisi ini dianggap sakral.
6. Lenong: Teater Rakyat Penuh Humor
Lenong adalah seni teater tradisional Betawi yang menggabungkan drama, komedi, dan musik. Pertunjukan ini menggunakan bahasa Betawi dengan dialog penuh pantun dan pesan moral, seperti menolong yang lemah dan menjauhi sifat buruk. Lenong biasanya diiringi musik gambang kromong dan tetap populer di acara budaya.
7. Tanjidor: Musik Pengiring Penuh Sejarah
Tanjidor adalah kesenian musik Betawi yang berasal dari pengaruh Portugis dan Belanda sejak abad ke-17. Dimainkan oleh 7-10 orang dengan alat musik tiup seperti trombon dan klarinet, tanjidor sering mengiringi pernikahan atau acara adat. Meski kini jarang ditemui, tradisi ini masih dilestarikan di acara budaya.
8. Nujuh Bulan: Syukuran Kehamilan
Nujuh Bulan adalah upacara adat Betawi untuk ibu hamil yang memasuki usia kandungan tujuh bulan. Dilaksanakan pada tanggal yang mengandung angka 7 (seperti 7 atau 17 Hijriyah), tradisi ini meliputi selamatan, pembacaan doa, dan memandikan ibu hamil dengan air kembang untuk keselamatan ibu dan bayi.
9. Silat Beksi: Bela Diri Khas Betawi
Silat Beksi adalah seni bela diri tradisional Betawi yang menggabungkan teknik Tionghoa dan Betawi. Dulu, belajar silat sama wajibnya dengan mengaji, dan para jawara disegani karena kekuatan fisik dan batinnya. Kini, silat beksi sering ditampilkan dalam upacara pernikahan atau pentas budaya.
10. Gambang Kromong: Musik Tradisional Betawi
Gambang Kromong adalah musik tradisional Betawi yang memadukan alat musik Jawa seperti gamelan dengan alat musik Tionghoa seperti sukong. Musik ini sering mengiringi lenong, tari topeng, atau acara adat. Dengan ritme ceria, gambang kromong tetap menjadi bagian penting dari budaya Betawi.
Mengapa Tradisi Adat Betawi Masih Relevan?
Tradisi adat Betawi tidak hanya memperkaya budaya Jakarta, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai seperti kebersamaan, kesetiaan, dan syukur. Meski modernisasi terus berjalan, masyarakat Betawi tetap berupaya melestarikan warisan ini melalui festival budaya, pentas seni, dan pendidikan. Dengan mengenal tradisi ini, kita turut menjaga identitas budaya Indonesia.
Kesimpulan
Adat Betawi adalah cerminan kekayaan budaya Jakarta yang masih hidup hingga kini. Dari ondel-ondel hingga gambang kromong, tradisi-tradisi ini menghibur sekaligus menyimpan makna mendalam. Mari dukung pelestarian adat Betawi dengan mengenal dan mengapresiasi warisan budaya ini! (Z-10)
[OTOMOTIFKU]