
Di tengah maraknya makanan ultra-olahan yang tinggi indeks glikemik dan karbohidrat olahan, mengancam kesehatan anak-anak. Berbagai makanan seperti ini berpotensi mengganggu kesehatan, termasuk memicu alergi pada anak.Mengenalkan anak pada real food meminimalkan risiko tersebut.
“Dengan banyaknya makanan-makanan yang ultra–processed food, yang tinggi glycemic index, yang refined carb, karbohidrat cepat serat, dan makanan-makanan lain yang juga berpotensi untuk mengganggu kesehatan anak-anak kita, di antaranya juga adalah masalah alergi pada anak-anak ini,” ujar Ketua Pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso dalam Media Briefing IDAI, Selasa (16/9).
Ia menekankan bahwa alergi dapat muncul bahkan sejak bayi. Salah satu contohnya adalah alergi susu sapi yang cukup sering dijumpai di masyarakat.
“Ini juga bisa dimulai saat bahkan ketika masih bayi, alergi susu sapi misalkan salah satu fenomena yang juga cukup banyak dijumpai di masyarakat,” katanya.
Oleh karena itu, ia menilai pemberian ASI eksklusif menjadi langkah penting untuk mencegah terjadinya alergi susu sapi.
“Oleh karena itu, beberapa upaya seperti ASI eksklusif ini juga bisa mencegah terjadinya kejadian alergi susu sapi ketika anak itu langsung diberikan susu formula,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengingatkan pentingnya memperkenalkan anak pada makanan utuh atau real food yang dimasak di rumah.
“Sebisa mungkin anak-anak kita itu memang dikenalkan kembali dengan real food. Real food, masakan olahan yang berupa masakan-masakan rumah tangga yang kaya dengan aneka bumbu, kaya dengan protein hewani, dengan sayuran hijau,” ucapnya.
Ia menilai langkah ini bukan hanya baik untuk mencegah alergi, tetapi juga dapat melindungi anak dari risiko gizi buruk maupun obesitas.
“Ini saya kira tentu akan bisa lebih sehat dan juga bisa mencegah terjadinya stunting maupun obesitas. Karena ketika anak-anak kita dibebaskan untuk mengonsumsi makanan-makanan yang tidak sehat, potensinya bisa dua arah, bisa obesitas ataupun bisa juga malnutrisi seperti stunting dan lain-lain,” paparnya. (H-4)
[OTOMOTIFKU]