Pohon Tumbang Dominasi Kejadian Bencana di Kota Cirebon

Pohon Tumbang Dominasi Kejadian Bencana di Kota Cirebon
Petugas BPBD Kota Cirebon melakukan evakuasi pohon tumbang(MI/NURUL HIDAYAH)

POHON tumbang menjadi bencana terbanyak kejadian bencana alam di Kota Cirebon. Masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Cirebon, Andi Wibowo menjelaskan tercatat ada 8 kejadian bencana yang  terjadi di Kota Cirebon. Bencana paling dominan selama Agustus 2025 yaitu pohon tumbang dengan enam kejadian.

Selain itu, terdapat satu kejadian kebakaran lahan serta satu rumah ambruk akibat cuaca dan kondisi bangunan yang sudah rapuh.

“Dari keseluruhan peristiwa tersebut, tercatat satu rumah mengalami kerusakan, empat bangunan terdampak, dan tujuh jiwa ikut merasakan dampaknya,” kata Andi, Selasa (16/9).

Dia menjelaskan bencana pohon tumbang pada Agustus 2025 dikarenakan angin kencang. Akibat pohon tumbang di beberapa lokasi  juga ada yang jatuh dan menimpa rumah penduduk hingga menyebabkan kerusakan.

BPBD Kota Cirebon, lanjut Andi, hingga kini terus berupaya untuk melakukan langkah  proaktif dan terpadu dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi. Upaya tersebut terbagi dalam tiga tahap, yaitu pra-bencana (mitigasi dan kesiapsiagaan), saat tanggap darurat, serta pasca-bencana.

Pada tahap pra-bencana, fokus diarahkan pada pencegahan dan pengurangan risiko. Beberapa langkah yang ditempuh seperti pemetaan wilayah rawan bencana dengan mengidentifikasi daerah langganan banjir, longsor, maupun rob.

“Kemudian sosialisasi dan edukasi masyarakat mengenai pentingnya pencegahan bencana, menjaga kebersihan saluran air, serta tidak membuang sampah sembarangan,” tambah Andi.

Melibatkan berbagai elemen masyarakat, mereka juga melakukan kerja bakti pembersihan gorong-gorong. “Kami juga melakukan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung untuk pengerukan dan normalisasi sungai,” tandasnya.

Pembentukan Kelurahan Tangguh Bencana (Katana) yang dilakukan agar warga mampu mengenali ancaman dan mengorganisir sumber daya masyarakat. “Seluruh langkah ini bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat sekaligus meminimalisir risiko kerugian saat bencana terjadi,” tutur Andi.

 

[OTOMOTIFKU]