Sejumlah Satwa Endemik Kalimantan Kian Menyusut

Sejumlah Satwa Endemik Kalimantan Kian Menyusut
Satwa endemik Kalimantan Tengah keberadaannya semakin terancam.(MI/Surya Sriyanti)

KEBERADAAN satwa endemik di Kalimantan Tengah (Kalteng) semakin terancam. Meski masih bisa dijumpai di sejumlah kawasan, sebagian jenis satwa endemik tersebut kini semakin jarang terlihat di alam liar.

Komandan BKSDA Resort Sampit, Muriansyah, mengatakan perlindungan terhadap satwa liar yang dilindungi undang-undang menjadi perhatian utama pihaknya. Ia menyebut dari sepuluh jenis satwa endemik Kalimantan, beberapa di antaranya masih bertahan di habitat alami.

“Orang utan Kalimantan, bekantan, kancil Kalimantan, beruang madu, owa Kalimantan, dan lutung merah masih bisa ditemukan. Meskipun populasinya menurun, keberadaannya tetap terpantau,” ujarnya, Rabu (17/9).

Namun ada pula jenis satwa yang keberadaannya kian mengkhawatirkan. Rangkong gading, kucing merah Kalimantan, dan tarsius termasuk di antaranya. “Rangkong gading dan kucing merah Kalimantan kini sangat jarang terlihat. Untuk kucing merah, kondisinya sudah benar-benar langka,” jelasnya.

Ia menambahkan, perburuan, perdagangan ilegal, serta kerusakan habitat akibat alih fungsi lahan menjadi faktor utama penyusutan populasi satwa endemik. Kawasan konservasi seperti Taman Nasional Tanjung Puting kini menjadi benteng terakhir bagi kelangsungan berbagai spesies.

“Kalimantan menyimpan keanekaragaman hayati luar biasa. Penting bagi kita bersama menjaga satwa endemik agar tetap lestari untuk generasi mendatang,” pungkasnya. (E-2)

 

[OTOMOTIFKU]