
SEJUMLAH petani dari kelompok budidaya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) di Desa Tanjung Sari, Pabuaran, Kabupaten Serang, Banten, dibekali kemampuan memanfaatkan platform digital untuk memasarkan produk mereka.
Pemanfaatan platform digital juga diarahkan untuk memperluas jaringan pasar serta meningkatkan pendapatan para petani secara signifikan.
“Melalui kombinasi teknologi produksi dan strategi pemasaran digital, petani jamur di Desa Tanjung Sari diharapkan bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi sekaligus memperluas akses pasar sehingga mendukung peningkatan kesejahteraan mereka,” ujar Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana (UMB) Taufik Akbar, di Serang, Banten.
Dia memaparkan program yang didanai hibah PkM kelompok skema pemberdayaan berbasis masyarakat dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Tahun Anggaran 2025 ini terbagi dalam dua kegiatan utama.
Kegiatan tersebut diketuai Taufik Akbar dengan anggota tim Hadi Pranoto dan Alvita Sari, serta anggota pelaksana Muhammad Arkhan Arrafi dan Yohan Otto Philbert. Kegiatan juga dibantu mahasiswa yaitu Fildzah Nabila, Salsabila Majda Fachrani, dan Salsabila Putri Permata Sari.
Kegiatan pertama yakni digelar di Kantor Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Pabuaran. Selain diisi oleh Ketua Tim PkM Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMB Taufik Akbar dan Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Kecamatan Pabuaran Mafudin, juga dilakukan seminar strategi pemasaran digital jamur tiram putih oleh Alvita Sari. Juga, dilakukan serah terima alat mixer dan oven pengukus untuk mendukung proses produksi kelompok tani.
Selanjutnya, kegiatan kedua yang dilakukan di rumah jamur atau kumbung jamur tiram Desa Tanjung Sari, menitikberatkan pada praktik budidaya jamur tiram dari media tanam hingga panen. Kegiatan ini dipandu narasumber berpengalaman sehingga petani memperoleh keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan di lapangan.
Dalam kesempatan praktik itu, Taufik menyampaikan pihaknya ingin petani tidak hanya memahami teori, tetapi juga praktik langsung. Dengan pengalaman seperti itu, mereka bisa mengelola budidaya jamur tiram lebih efisien dan meningkatkan mutu panen bernilai jual tinggi.
Ia menambahkan program PkM yang menghadirkan inovasi dalam kegiatan pemberdayaan kelompok budidaya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) ini ditujukan untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani melalui optimalisasi mesin pengaduk, oven pengukus, dan strategi pemasaran digital.
“Kami berharap program ini menjadi bentuk nyata kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat dalam mendorong ekonomi produktif dan berkelanjutan berbasis potensi lokal sekaligus meningkatkan kapasitas petani dalam menghadapi tantangan budidaya dan pemasaran di era digital,” terang Taufik. (H-2)
[OTOMOTIFKU]