Sinopsis dan Fakta Menarik The Sea, Film Kontroversial Menuju Oscar

Sinopsis dan Fakta Menarik
Film The Sea meraih Best Picture di Ophir Awards 2025 dan otomatis mewakili Israel di Oscar 2026. Kisah anak Palestina berusia 12 tahun ini memicu kontroversi.(Mubi)

FILM The Sea meraih Ophir Awards, penghargaan film bergengsi Israel, dengan membawa pulang kategori Best Picture. Kemenangan ini otomatis menempatkan The Sea sebagai wakil resmi Israel untuk kategori Best International Feature Film di Academy Awards 2026.

The Sea berkisah tentang seorang anak laki-laki Palestina berusia 12 tahun yang berusaha melihat laut untuk pertama kalinya. Perjalanan sederhana itu berubah menjadi penuh tantangan ketika ia harus melewati pos pemeriksaan militer Israel. 

Cerita film ini menggambarkan tekad anak tersebut dalam menghadapi hambatan besar, demi mencapai impian kecil. Perjalannya penuh makna. 

Fakta Menarik The Sea 2025

1. Menuju Penghargaan Oscar

Sistem Ophir Awards unik. Pemenang kategorii Best Picture otomatis menjadi wakil resmi Israel untuk Oscar. Artinya, kemenangan The Sea tidak hanya sebuah prestasi lokal, tetapi langsung menempatkannya dalam sorotan global. Ini memberikan jalan pintas menuju panggung internasional tanpa harus melalui seleksi tambahan.

2. Cerita Sederhana dengan Beban Besar

The Sea mengisahkan seorang anak Palestina berusia 12 tahun yang hanya ingin melihat laut untuk pertama kalinya. Keinginan yang sederhana ini berubah menjadi perjalanan penuh hambatan akibat pos pemeriksaan militer Israel. Kesederhanaan premis cerita justru membuatnya kuat secara emosional, karena berakar pada pengalaman sehari-hari yang dekat dengan realitas politik dan sosial di wilayah tersebut.

3. Kontroversi yang Memicu Kebijakan Baru

Menteri Kebudayaan Israel, Miki Zohar, menilai The Sea sebagai film yang “mencemarkan nama baik” tentara Israel. Sebagai bentuk penolakan, Zohar mengumumkan pemerintah akan menghentikan pendanaan publik untuk penyelenggaraan Ophir Awards mulai tahun depan. 

Langkah ini tidak hanya menandai putusnya dukungan negara terhadap ajang penghargaan film terbesar di Israel. Tindakan itu menimbulkan perdebatan luas mengenai sejauh mana pemerintah seharusnya ikut campur dalam dunia seni dan kebebasan berekspresi

4. Dampak Politik dan Budaya

Terpilihnya The Sea sebagai wakil Israel untuk Oscar memunculkan perdebatan luas tentang peran film sebagai medium kritik sosial. Di satu sisi, film ini dirayakan sebagai karya seni yang berani mengangkat realitas keras di lapangan. 

Di sisi lain, pemerintah menganggapnya sebagai ancaman bagi citra resmi negara. Kontroversi ini memperlihatkan betapa kuatnya posisi sinema dalam wacana publik.

5. Sorotan Internasional yang Lebih Besar

Karena kontroversinya, The Sea bukan hanya akan dinilai dari sisi artistik, tetapi juga dilihat sebagai simbol politik di panggung Oscar. Publik internasional akan memandang film ini tidak semata-mata sebagai drama keluarga, melainkan sebagai representasi konflik identitas, batasan kebebasan, dan hubungan kompleks antara Palestina dan Israel. Dengan begitu, film ini membawa muatan isu global yang jauh melampaui sekadar hiburan.

Film The Sea (Ha’yam) digarap oleh sutradara sekaligus penulis naskah Shai Carmeli-Pollak. Ceritanya berfokus pada Khaled, seorang anak Palestina berusia 12 tahun yang diperankan oleh Muhammad Gazawi. 

Peran ayah Khaled, Ribhi, dimainkan oleh aktor Khalifa Natour yang dikenal mampu menghadirkan sosok ayah dengan lapisan emosi yang kuat. Selain mereka, sejumlah aktor lain turut mendukung jalannya cerita, antara lain Marlene Bajali, Hila Surjon Fisher, serta Gabriel Horn yang berperan sebagai Tamir. 

Kehadiran para pemeran ini melengkapi lapisan drama keluarga dan konflik sosial yang menjadi inti dari kisah The Sea. (imdb/variety/screenrant/Z-2)

[OTOMOTIFKU]