
RENCANA warga Desa Lengkong, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Subang, membuka Sawah baru terpaksa dibatalkan. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Barat menyetop setelah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mendatangi lokasi itu, beberapa hari sebelumnya.
Warga kembali harus kecewa dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. “Tanah itu mau dijadikan sawah. Kebetulan ada pihak yang bersedia membantu membuka dan memanfaatkan lahan tersebut. Tanahnya tidak produktif, jadi lebih baik dibuat sawah,” kata Manyang, warga Cipeundeuy, Subang, Jumat (19/9).
Menurutnya, warga sulit jika harus membuka lahan secara mandiri. Apalagi jika harus sewa alat yang biayanya mahal. Untuk itu, mereka berharap pemerintah mempermudah proses tersebut.
“Harapannya jangan dipersulit. Kami siap memenuhi persyaratan dan membayar pajak jika memang ada transaksi jual beli tanah yang akan dijadikan sawah,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Endang, warga lainnya. Ia menegaskan aktivitas di lokasi itu murni untuk membuka sawah, bukan galian tanah merah.
“Ini bukan galian tanah merah. Tanah di sini bukan merah, tapi putih dan kuning yang jelas tidak laku dijual. Justru ini kesempatan ada pihak yang mau menampung tanahnya. Tolong jangan dihambat, nanti malah sawahnya tidak jadi,” katanya
Saat dikonfirmasi, petugas Dinas ESDM Jabar, Oong, menjelaskan penghentian dilakukan karena aturan mewajibkan izin khusus jika ada penjualan material tanah.
“Kalau tanahnya diperjualbelikan, harus ada izin pertambangan khusus. Silakan tempuh izinnya,” jelasnya.
Dia menambahkan, warga perlu lebih dulu mengurus rekomendasi dari Dinas Pertanian. “Kalau memang untuk cetak sawah, mintalah surat keterangan dari Dinas Pertanian. Setelah itu, jika ada tanah yang akan diperjualbelikan, urus izinnya sesuai rekomendasi tersebut.”
ESDM Jabar berjanji akan memanggil pihak terkait untuk mencari solusi, agar program cetak sawah tetap berjalan sekaligus aktivitas jual beli tanah bisa berlangsung legal. Aktivitas ini akan memberikan kontribusi pada pendapatan asli daerah
[OTOMOTIFKU]