
SETENGAH abad bukan waktu singkat bagi sebuah perusahaan elektronik untuk bertahan di tengah gempuran merek asing. Polytron, brand lokal asal Kudus, Jawa Tengah, kini memasuki usia ke-50 dengan perjalanan produk yang terus berinovasi. Mulai dari TV tabung hitam-putih hingga kendaraan listrik.
Sejak berdiri pada 18 September 1975, Polytron telah melalui berbagai perubahan era teknologi. Pada masa awal berdiri, televisi masih menjadi barang mewah karena konsumsi listriknya yang besar.
Polytron melihat peluang itu dengan menghadirkan TV tabung yang hemat daya, sehingga masyarakat dengan keterbatasan listrik tetap bisa menikmati hiburan.
“Dulu pasar kita dikuasai oleh merek-merek Eropa, lalu Jepang, kemudian Korea. Tapi kami yakin, sebagai brand asli Indonesia, kami lebih mengerti kebutuhan orang Indonesia. Kami selalu berangkat dari kebutuhan masyarakat Indonesia. Apa yang relevan dan dibutuhkan, itulah yang kami kembangkan,” kata Albert Fleming, Head Of Group Product Home Appliances Polytron.
Perjalanan inovasi Polytron selama 50 tahun
- 1970 – 1980-an: Televisi tabung hitam-putih, kemudian berkembang ke berwarna.
- 1990-an: Ekspansi ke produk audio, seperti speaker, sound system, dan perangkat hiburan rumah lainnya.
- 2000-an: Mulai masuk ke segmen peralatan rumah tangga, seperti kulkas, mesin cuci, hingga oven.
- 2020-an: Merambah ke segmen kendaraan, dari motor listrik hingga mobil listrik, yang sejalan dengan tren energi ramah lingkungan.
Polytron menegaskan bahwa inovasi ini tidak terbatas hanya soal meluncurkan produk.
“Perusahaan ini mengusung prinsip 3I: Innovation, Invention, dan Improvement, yang diterapkan bukan hanya pada divisi Resource & Development, tetapi juga di seluruh lini Perusahaan. Semua divisi dituntut punya prinsip yang sama, dari sales, purchasing, hingga accounting. Inilah yang membuat perusahaan terus tumbuh,” kata Albert.
Melalui hal ini Polytron menegaskan bahwa mereka bukan sekadar pembuat barang, melainkan perusahaan yang membangun ekosistem inovasi. Mulai dari proses produksi, distribusi, hingga layanan konsumen.
Albert menegaskan, meski perusahaan punya ambisi go internasional, fokus utama tetap di negeri sendiri.
“Fokus kita memang adalah untuk menjadi brand lokal yang dominan di negeri sendiri, itu adalah keyakinannya. Apakah ditanya kita ingin menjadi brand global? Tentunya kita punya cita-cita,” tambahnya.
Dengan adanya momentum setengah abad ini, Polytron menggelar acara perayaan yang diadakan di Plaza Barat, Gelora Bung Karno, Jakarta, dari tanggal 19-21 September 2025. Melalui acara ini Polytron ingin merayakan usianya yang ke-50 bersama dengan para konsumen.
“Kita ingin menceritakan bahwa sebenarnya ini bukan perayaan untuk polytron aja, Ini tuh sebenarnya perayaan untuk kita semua dengan konsumen polytron,” tutup Albert.
[OTOMOTIFKU]