
RENTETAN erupsi terjadi lagi pada gunung berapi Lewotobi Laki-laki, Jumat (19/9) hingga Sabtu (20/9). Tercatat, Gunung berapi dengan ketinggian 1584 mdpl yang berada di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, mengalami 14 kali erupsi dengan ketinggian kolom abu 1000 hingga 6000 meter diatas puncak.
Serangkaian letusan terjadi sejak Jumat (19/9) pukul 21.15 Wita hingga Sabtu (20/9) pagi pukul 08.47 Wita. Dengan melihat aktivitas gunung Lewotobi Laki-laki meningkat maka Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi kembali menaikkan statusnya dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas). Peningkatan status ini hanya berselang empat hari setelah Rabu, 17 September lalu otoritas tersebut menurunkan tingkat aktivitas dari Level Awas (IV) ke Level Siaga (III).
PVMBG merilis data kegempaan dari 11-19 September 2025 yaitu terjadi 6 kali gempa guguran, 40 kali gempa hembusan, 1 kali harmonik, 197 kali tremor non-harmonik, 31 kali gempa low frequency, 46 kali gempa vulkanik dalam, 13 kali gempa tektonik lokal, 43 kali gempa tektonik jauh.
“Pada tanggal 19 September 2025 terjadi peningkatan jumlah gempa low frequency yang diikuti dengan kejadian erupsi dengan tinggi kolom erupsi berkisar antara 500-1.000 meter. Kemudian pada pukul 21.58 WITA mulai terekam erupsi menerus,” ungkap Muhammad Wafid, Kepala Badan Geologi dalam keterangan resminya yang diberikan kepada Media Indonesia, Sabtu (20/9).
Wafid menerangkan, menurut pemantauan deformasi dengan tiltmeter selama satu minggu terakhir menunjukkan “adanya pola inflasi atau pengembungan tubuh gunung secara perlahan.” Kondisi ini, kata dia, perlu diwaspadai karena berpotensi memicu erupsi. Sementara itu, data Global Navigation Satellit System (GNSS) menunjukkan kecenderungan inflasi, yang mengindikasikan aktivitas vulkanik lebih dominan terjadi pada kedalaman dangkal.
“Dari hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh serta pemantauan visual dan instrumental, maka tingkat aktivitas gunung api Lewotobi Laki-laki dinaikkan dari Level III (SIAGA) menjadi Level IV (AWAS) Terhitung tanggal 19 September 2025 pukul 21.00 WITA,” ujar Wafid.
Ia pun memberikan rekomendasi kepada masyarakat dan wisatawan untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 6 km dan sektoral barat daya – timur laut 7 km dari pusat erupsi, serta tetap tenang dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah.
“Jangan memercayai informasi yang tidak jelas sumbernya. Selain itu, masyarakat di sekitar wilayah rawan bencana agar mewaspadai potensi banjir lahar apabila terjadi hujan lebat, terutama pada daerah aliran sungai yang berhulu di puncak gunung Lewotobi Laki-laki, seperti di Nawakote, Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, hingga Nurabelen.”
Wafid turut mengingatkan agar warga yang terdampak hujan abu dianjurkan menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk melindungi saluran pernapasan.
Melsiana Meo, salah satu warga Boru, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur mengatakan, terjadi hujan pasir selama erupsi berlangsung. “Kami panik karena tiba-tiba terdengar sedikit gemuruh dan tidak lama terjadi hujan pasir. Di atas puncak terlihat percikan api besar,” ungkap Melsi. (M-2)
[OTOMOTIFKU]