
PUSAT Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi kembali menaikkan status gunung berapi Lewotobi Laki-laki dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) pada Jumat, 19 September 2025, menyusul serangkaian erupsi yang terjadi dari Jumat malam hingga Sabtu, 20 September, pukul 09.46 Wita.
Operasi penerbangan di Bandara Frans Seda, Kabupaten Sikka pun ditutup sementara imbas abu vulkanik dari letusan tersebut. Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala Bandara Frans Seda, Partahian Panjaitan kepada Media Indonesia, Sabtu, 20 September. Partahian mengatakan salah satu penerbangan yang terdampak adalah Wings Air.
“Dengan melihat situasi saat ini maka kami menyampaikan operasi penerbangan di Bandara Frans Seda ditutup sementara. Penerbangan yang terdampak pagi ini adalah Wings Air dengan rute penerbangan Maumere – Kupang,” tulis Partahian dalam pesan singkatnya via WhatsApp.
Sementara itu, dalam laporan resmi yang dikeluarkan (PVMBG), ketinggian kolom abu dari letusan itu berada pada ketinggian 1.000 hingga 6.000 meter di atas puncak.
Muhammad Wafid, Kepala Badan Geologi mengatakan, abu vulkanik erupsi gunung Lewotobi Laki-laki dapat mengganggu operasional bandara dan jalur penerbangan apabila sebarannya mengarah ke area bandara dan jalur perlintasan pesawat.
Dalam laporan resminya, Wafid menjelaskan, dari kawah utama teramati asap berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang hingga tebal tinggi sekitar 50-1000 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah hingga kencang ke arah utara, timur laut, barat daya, barat dan barat laut. Suhu udara sekitar 19-33°C. Terjadi Guguran, namun secara visual, jarak dan arah luncuran tidak teramati.
Ia pun merinci data kegempaan dari 11-19 September 2025 yaitu, terjadi 6 kali gempa Guguran, 40 kali gempa Hembusan, 1 kali Harmonik, 197 kali Tremor Non-Harmonik, 31 kali gempa Low Frequency, 46 kali gempa Vulkanik Dalam, 13 kali gempa Tektonik Lokal, 43 kali gempa Tektonik Jauh.
Pada tanggal 19 September, terjadi peningkatan jumlah Gempa Low Frequency yang diikuti dengan kejadian erupsi dengan tinggi kolom erupsi berkisar antara 500-1.000 meter. Kemudian pada pukul 21.58 WITA mulai terekam erupsi menerus.
“Data pemantauan deformasi dengan tiltmeter selama satu minggu terakhir menunjukkan adanya pola inflasi atau pengembungan tubuh gunung secara perlahan. Kondisi ini perlu diwaspadai karena berpotensi memicu erupsi. Sementara itu, data Global Navigation Satellit System (GNSS) menunjukkan kecenderungan inflasi, yang mengindikasikan aktivitas vulkanik lebih dominan terjadi pada kedalaman dangkal,” kata Wafid.
Lanjutnya, dari hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh serta pemantauan visual dan instrumental, maka tingkat aktivitas gunung api Lewotobi Laki-laki dinaikkan dari Level III (SIAGA) menjadi Level IV (AWAS) terhitung tanggal 19 September 2025 pukul 21.00 WITA.
Ia pun memberikan rekomendasi kepada masyarakat dan wisatawan untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 6 km dan sektoral barat daya – timur laut 7 km dari pusat erupsi, serta tetap tenang dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah.(H-2)
[OTOMOTIFKU]