Pakistan Siap Persenjatai Negara Muslim dengan Nuklir, Tantang Israel

Pakistan Siap Persenjatai Negara Muslim dengan Nuklir, Tantang Israel
PM Pakistan Shehbaz Sharif dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman.(Al Jazeera)

PAKISTAN siap membagi kemampuan nuklirnya dengan Arab Saudi. Ini langkah yang dinilai sebagai sinyal langsung terhadap Israel di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

Pernyataan itu disampaikan Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Mohammad Asif, sehari setelah Islamabad dan Riyadh menandatangani pakta pertahanan bersama.

Dalam kesepakatan tersebut, serangan terhadap salah satu pihak akan dianggap sebagai serangan terhadap keduanya.

Dimensi nuklir dari perjanjian itu menimbulkan kekhawatiran baru soal risiko perang nuklir di kawasan yang sudah dilanda konflik, mulai dari Gaza, Libanon, hingga Suriah.

Israel hingga kini merupakan satu-satunya negara Timur Tengah yang diyakini memiliki persenjataan nuklir meski tidak pernah secara resmi mengakuinya.

Kehadiran payung nuklir Pakistan untuk Arab Saudi dipandang para analis sebagai tantangan langsung terhadap keunggulan strategis Israel.

Langkah ini muncul setelah serangan Israel pekan lalu ke Qatar yang menewaskan enam orang, termasuk tokoh Hamas. Insiden tersebut semakin meningkatkan kekhawatiran negara-negara Teluk akan meluasnya dampak perang Israel–Hamas yang telah menewaskan lebih dari 65.000 warga Palestina di Gaza, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza.

Asif menegaskan kemampuan nuklir Pakistan sudah teruji sejak negara itu melakukan uji coba beberapa dekade lalu.

“Kami memiliki pasukan yang terlatih di medan tempur dan yang kami miliki akan tersedia bagi Arab Saudi sesuai perjanjian ini,” ujarnya dalam wawancara dengan Geo TV.

Pakistan saat ini diperkirakan memiliki sekitar 170 hulu ledak nuklir dan terus melakukan modernisasi persenjataan, menurut laporan Bulletin of the Atomic Scientists.

Saudi sendiri selama ini dikaitkan erat dengan program nuklir Pakistan, terutama karena dukungan finansial Riyadh yang membantu Islamabad tetap melanjutkan pengembangan meski menghadapi sanksi internasional.

Meski demikian, Asif menyebut perjanjian tersebut tidak secara eksplisit menyebut negara yang akan menjadi target jika terjadi serangan.

“Kami tidak menyebutkan nama negara mana pun. Begitu juga dengan Saudi,” katanya.

Israel sejauh ini belum memberikan komentar atas pakta pertahanan Saudi–Pakistan tersebut. Pakistan memang sejak lama vokal mengkritik perlakuan Israel terhadap Palestina, walau tidak pernah terlibat langsung dalam konflik militer dengan Tel Aviv.

Selain berhadapan dengan Israel, Pakistan sendiri mengembangkan senjata nuklirnya sejak lama untuk mengimbangi kekuatan India yang sudah beberapa kali terlibat perang terbuka. (I-2)

[OTOMOTIFKU]