Dugaan Keracunan MBG Dialami 657 Siswa, Operasional SPPG Dihentikan

Dugaan Keracunan MBG Dialami 657 Siswa, Operasional SPPG Dihentikan
Pelajar yang diduga mengalami keracunan MBG di Garut, Jawa Barat(Kristiadi/MI.)

DUGAAN keracunan program makan bergizi gratis (MBG) di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat, tercatat dialami 657 siswa. Mereka merupakan siswa dari SMA Siti Aisyah, MA Maarif Cilageni, SMP Siti Aisyah, SDN 2 Mandalasari. Masih ada 10 siswa yang menjalani perawatan di Puskesmas Kadungora. Bupati Garut Abdusy Syakur Amin mengatakan prihatin atas hal itu dan segera berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN).

“Kita juga tidak ingin ya, cuma itu harus jadi pelajaran bagi semuanya, kejadian ini kami prihatin dan meminta pihak berwenang untuk menindak lanjuti persoalan tersebut agar tidak terjadi lagi. Pemerintah daerah secepatnya mengkomunikasikan dengan pihak Badan Gizi Nasional (BGN), karena berwenang dalam melaksanakan program MBG,” katanya, Minggu (21/9/2025).

Para siswa dilaporkan mengeluhkan sakit pusing, dan muntah setelah menyantap makanan MBG di sekolah. Syakur mengatakan Pemkab Garut mendukung program MBG dan hanya menyediakan tempat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Saat ini SPPG berjumlah 58 unit dan 300 unit masih proses.

“Di Kabupaten Garut masih berproses dan target dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) berjumlah 300 unit meski saat ini baru beroperasi 58 unit. Namun, terkait sistem pengawasan makanan yang ideal perlu dilakukan karena sebagai penerima manfaat, dan berharap program MBG tepat sasaran sesuai harapan pemerintah,” ujarnya.

Atas permintaan anggota DPRD Garut operasional dapur SPPG Al Bayyinah 2 dihentikan. Ia menuturkan sudah mengomunikasikannya pada camat  dalam pengawasan dapur SPPG program MBG.

“Badan Gizi Nasional (BGN) menugaskan 3 orang setiap dapur SPPG untuk bertindak sebagai manajer, ahli gizi, penjamin mutu dan semua berada di bawah naungan BGN. Pemkab Garut menyediakan ruang diskusi untuk dapur SPPG, bila ada masalah perlu dibicarakan agar semua persoalan clear, keracunan yang terjadi kepada 657 siswa belum tahu penyebab pastinya,” pungkasnya.

Anggota DPRD fraksi PDIP Kabupaten Garut, Yudha Puja Turnawan mempertanyakan Dinas Kesehatan  Kabupaten Garut yang sudah mengeluarkan surat ijin Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) Kepada setiap SPPG. 


“Saya sayangkan pihak SPPG Al Bayyinah 2 tak berkenan bertemu dan saya sempat bertemu kepala Puskesmas Rancasalak menyampaikan Puskesmas tak pernah cek kesling SPPG, karena tak pernah diberitahu keberadaan SPPG dan begitu dengan Dinkes Garut tak mengetahui keberadaan SPPG yang sudah beroperasi beberapa bulan,” katanya. (H-4)

[OTOMOTIFKU]