
EMPAT santri di salah satu pesantren di Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, diduga terinfeksi cacar monyet (monkeypox/Mpox) dan satu dinyatakan meninggal dunia usai menjalani perawatan intensif di RSUD Meranti. Kabar mengejutkan ini memicu kekhawatiran akan penyebaran penyakit langka tersebut di wilayah Riau.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti Ade Suhartian menyampaikan, korban meninggal pada Jumat (19/9). Korban merupakan satu dari tiga pasien dengan gejala diduga serupa cacar monyet. Dua pasien lainnya masih dalam pemantauan dan berstatus suspek.
“Gejala yang muncul memang mengarah ke monkeypox, seperti ruam di kulit dan pembengkakan kelenjar getah bening. Tapi untuk kepastian, kami masih menunggu hasil laboratorium dari Pekanbaru,” kata Ade, Minggu (21/9).
Ia menambahkan, satu pasien lainnya dalam kondisi berangsur membaik. Sejak Kamis (18/9), pihaknya telah melakukan penyelidikan epidemiologi dan penelusuran kontak erat. Hasil sementara menunjukkan tidak ada penambahan kasus baru.
Sementara Bupati Kepulauan Meranti Asmar, mengaku telah menerima laporan dari salah satu pesantren terkait adanya empat santri di wilayahnya yang diduga terinfeksi cacar monyet.
“Saya sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan pihak rumah sakit. Ternyata memang benar ada satu pasien meninggal, satu lagi dirawat, dan dua lainnya sudah dipulangkan,” ujarnya.
Ia juga telah menginstruksikan agar Dinas Kesehatan dan RSUD Meranti bertindak cepat. Apabila fasilitas lokal tidak memadai, pasien disarankan segera dirujuk ke Pekanbaru untuk penanganan lebih lanjut.
Pemerintah daerah mengimbau masyarakat tetap tenang dan mengikuti arahan petugas kesehatan. Masyarakat juga diingatkan agar menjaga kebersihan dan segera memeriksakan diri jika mengalami gejala seperti demam, ruam, atau pembengkakan kelenjar getah bening.
Langkah pencegahan yang dianjurkan antara lain menghindari kontak langsung dengan penderita atau hewan terinfeksi, rajin mencuci tangan, menggunakan masker medis jika sakit, dan mempertimbangkan vaksinasi bagi kelompok rentan.
Cacar monyet masih tergolong langka di Indonesia. Sejak pertama kali ditemukan pada 2022, tercatat 88 kasus hingga Agustus 2024, dengan 87 pasien dinyatakan sembuh. Meski demikian, kewaspadaan di tingkat daerah tetap diperlukan.
Terkait bahwa penyakit ini berawal dari pesantren, pemerintah daerah segera berkoordinasi lagi memutus rantai penyebaran. Termasuk kemungkinan untuk sementara waktu proses belajar dan mengajar diliburkan.
“Nanti saya koordinasi lagi sama pimpinan pesantren,” pungkasnya.(H-2)
[OTOMOTIFKU]