
PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo mencatatkan pencapaian penting dalam kinerja keuangannya. Lembaga pemeringkat Pefindo resmi menaikkan peringkat kredit PalmCo dari idA- menjadi idA dengan prospek stabil, mencerminkan fundamental perusahaan yang kuat dan sehat di tengah tantangan sektor perkebunan.
Peningkatan peringkat ini tidak hanya berlaku bagi entitas perusahaan, tetapi juga terhadap sejumlah instrumen keuangan yang dimiliki, seperti MTN II Tahun 2021, MTN III Tahun 2019 Seri A dan B, serta Sukuk Ijarah II Tahun 2019 Seri A, C, dan E. Seluruhnya mengalami kenaikan peringkat dari idA- menjadi idA, sementara Sukuk Ijarah tercatat naik menjadi idA(sy).
Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa menyampaikan hasil penilaian ini menjadi indikator penting dari efektivitas strategi transformasi yang tengah dijalankan perusahaan.
“Hasil ini mencerminkan komitmen kami dalam menjaga kesehatan finansial perusahaan, mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam ekspansi, serta memastikan efisiensi dalam operasional,” ujar Jatmiko dalam keterangannya.
Dalam laporannya, Pefindo mencatat sejumlah faktor yang memperkuat penilaian terhadap PalmCo. Luasnya areal perkebunan yang dikelola dengan konsistensi dalam meningkatkan profil bisnis dan produktivitas terutama kelapa sawit, model bisnis yang terintegrasi dan terdiversifikasi, hingga stabilitas harga minyak sawit mentah (CPO).
Hal ini dinilai memberi daya tahan terhadap tekanan eksternal, termasuk fluktuasi harga komoditas dan isu keberlanjutan lingkungan.
Dengan luas lahan tertanam mencapai 618.935 hektare yang tersebar dari Sumatera hingga Kalimantan, PalmCo saat ini menjadi salah satu perusahaan perkebunan terbesar di dunia. Perusahaan mengelola sejumlah komoditas strategis, termasuk kelapa sawit, karet, kopi, dan teh.
“Besarnya skala operasi kami bukan hanya soal ukuran, tetapi tentang bagaimana memanfaatkannya untuk meningkatkan produktivitas, menciptakan nilai tambah dan daya saing,” tambah Jatmiko.
Selaras dengan hal tersebut, keseimbangan antara pertumbuhan bisnis dan pengelolaan risiko keuangan juga menjadi salah satu keunggulan perusahaan. Dalam satu tahun terakhir, PalmCo tercatat berhasil memperbaiki rasio utang, memperkuat arus kas, serta melakukan strategi refinancing dan reprofiling terhadap sejumlah instrumen keuangan.
Meski dinilai berada di jalur positif, Pefindo turut menggarisbawahi beberapa tantangan yang masih harus dihadapi PalmCo. Di antaranya adalah risiko ekspansi ke sektor hilir, sensitivitas terhadap harga komoditas global, serta potensi gangguan akibat perubahan iklim dan cuaca ekstrem.
“Kami akan terus mengoptimalkan area perkebunan melalui peningkatan kinerja semua perkebunan, termasuk yang berada dalam operasi bersama (KSO), untuk mencapai produktivitas yang seragam dan kuat,” pungkas Jatmiko. (E-2)
[OTOMOTIFKU]