Pencegahan Penyakit Autoimun Penting Dilakukan Sejak Dini

Pencegahan Penyakit Autoimun Penting Dilakukan Sejak Dini
Masyarakat mengikuti pemeriksaan kesehatan gratis.(Holywings)

Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pencegahan penyakit autoimun menjadi hal yang krusial, mengingat kasusnya terus bertambah di Indonesia. Atas dasar itu, Holywings Peduli bersama Eka Hospital Pekanbaru menggelar seminar kesehatan di Livehouse Pekanbaru pada Minggu (21/9). Acara ini diikuti lebih dari 150 peserta dari berbagai kalangan yang antusias mendalami informasi seputar penyakit autoimun.

Dalam seminar, dokter Shofiana Nur Islami dari Eka Hospital memberikan edukasi mengenai gejala, faktor risiko, serta cara penanganan penyakit autoimun. Peserta pun dapat berdialog langsung melalui sesi tanya jawab yang berlangsung interaktif, sehingga materi lebih mudah dipahami.

Komisaris Utama Holywings Group sekaligus Ketua Program CSR Holywings Peduli, Andrew Susanto, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata komitmen perusahaan dalam mendukung kesehatan masyarakat. “Kami berharap seminar ini bisa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan sejak dini, sehingga langkah pencegahan penyakit bisa dilakukan dengan tepat,” ujarnya.

Penyakit autoimun sendiri merupakan kondisi ketika sistem kekebalan tubuh justru menyerang sel dan jaringan tubuh. Terdapat lebih dari 80 jenis autoimun, termasuk lupus, rheumatoid arthritis, psoriasis, hingga scleroderma. Data menunjukkan prevalensi lupus berkisar antara 0,5% hingga 1,7% populasi, atau lebih dari 1,3 juta orang di Indonesia, mayoritas dialami wanita usia 15-45 tahun. Secara keseluruhan, autoimun diperkirakan menyerang 5–10% populasi nasional atau setara dengan 12,5-25 juta orang.

Sayangnya, kesadaran masyarakat masih rendah. Banyak penderita tidak menyadari gejala awal karena kerap mirip dengan penyakit lain sehingga diagnosis terlambat dilakukan. Bahkan, setelah pandemi COVID-19, sejumlah penelitian mengindikasikan adanya peningkatan kasus autoimun di tanah air.

“Autoimun sering kali sulit dikenali karena gejalanya mirip penyakit lain. Semakin cepat dideteksi, semakin besar peluang keberhasilan pengobatan. Seminar ini menjadi langkah penting untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat,” jelas dr. Shofiana.

Rina, salah satu peserta, mengaku sangat terbantu dengan materi seminar. “Saya sering merasa lelah tanpa sebab dan tidak tahu itu bisa terkait autoimun. Setelah ikut seminar ini, saya jadi lebih paham dan termotivasi untuk cek kesehatan,” ungkapnya.

Sebagai bentuk kepedulian lebih lanjut, penyelenggara juga menyediakan layanan pemeriksaan kesehatan gratis bagi 50 peserta lansia. Pengecekan meliputi tekanan darah, kolesterol, gula darah, asam urat, hingga konsultasi langsung dengan dokter, yang kemudian diikuti pemberian vitamin serta obat sesuai hasil pemeriksaan.

Selain edukasi kesehatan, acara juga dikemas meriah dengan kegiatan hiburan bertema Pesta Rakyat, seperti permainan berhadiah sembako dan perangkat elektronik, hingga games estafet bola pingpong. Melalui rangkaian kegiatan ini, panitia berharap masyarakat semakin peduli pada kesehatan diri dan keluarga, baik dengan rutin melakukan pemeriksaan medis maupun menerapkan pola hidup sehat sebagai langkah pencegahan penyakit autoimun. (E-3)

[OTOMOTIFKU]