Dugaan Keracunan MBG, Polres Garut Catat 649 Pelajar Berisiko dan 150 Lainnya Bergejala

Dugaan Keracunan MBG, Polres Garut Catat 649 Pelajar Berisiko dan 150 Lainnya Bergejala
Bupati Garut Syakur Amin menutup dapur SPPG Yayasan Al Bayyinah 2 di Kampung Cilageni, Desa Karangmulya, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, imbas dari 657 pelajar dugaan keracunan MBG.(MI/Kristiadi)

KASUS dugaan keracunan makan bergizi gratis (MBG) yang terjadi di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat, menimpa 657 pelajar. Para pelajar yang menjadi korban dugaan keracunan MBG tersebut berasal dari beberapa sekolah berbeda mulai SMA Siti Aisyah, MA Maarif Cilageni, SMP Siti Aisyah, SDN 1 Madrasah Aliyah, SDN 2 Madrasah Aliyah.

Atas kejadian tersebut, dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kecamatan Kadungora yang menyuplai MBG untuk sekolah-sekolah itupun ditutup.

Kepala Seksi Humas Polres Garut Ipda Susilo Adhi mengatakan, nerdasarkan data yang diperoleh ada populasi risiko tercatat 649 pelajar, 150 pelajar bergejala, dan 30 orang menjalani perawatan di Puskesmas.

“Kami mendapat laporan dugaan keracunan makan bergizi gratis (MBG) berasal dari dapur Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Al Bayyinah 2, Kampung Cilageni, Desa Karangmulya, Kecamatan Kadungora. Pelajar menyantap menu makanan berupa nasi uduk, ayam woku, tempe orek, selada, timun, dan stroberi hingga setelah pulang ke rumah mereka merasakan sakit perut, pusing, mual, muntah dan diare,” katanya, Selasa (23/9).

Susilo Adhi mengatakan, beberapa waktu lalu gejala yang dialami pelajar berbeda dan tidak terlalu parah seperti mual, sakit perut, muntah, pusing dan diare. Namun, ada pula pelajar dalam kondisi cukup parah hingga 150 orang, serta 30 orang di antaranya harus mendapat menjalani rawat inap.

“Kasus dugaan keracunan makan bergizi gratis (MBG) yang terjadi di Kadungora, Kabupaten Garut, semua pelajar kondisinya telah membaik dan mereka sudah kembali pulang ke rumahnya. Akan tetapi, sekarang masih menunggu hasil uji labolatorium karena belum keluar,” ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S Deyang menyebut, terdapat 150 siswa yang menjadi korban keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Data tersebut didapatkan setelah BGN melakukan pengecekan ke rumah sakit dan kepolisian terkait jumlah korban keracunan MBG di sana dan hal tersebut disampaikan dalam menanggapi pemberitaan yang menyebut jumlah korban keracunan MBG di Garut mencapai 569 orang.

“Kan ditulis 400-500 sekian gitu. Ternyata sudah saya cek benar dan saya sudah dapat data dari polisi, dari rumah sakit, 150 (siswa),” ujar.

Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat menutup operasional dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut.

Penutupan tersebut, setelah ada dugaan keracunan makan bergizi gratis (MBG) menimpa 657 pelajar di lima sekolah dan kini 10 pasien semuanya sembuh, tidak ada yang dirawat.

“Untuk dapur SPPG Yayasan Al Bayyinah 2 ditutup sementara waktu dan memang di wilayah Garut masih ada kebutuhan sekitar 300 unit. Karena, saat ini ada lebih dari 50 unit SPPG yang beroperasi dan Satgas Badan Gizi Nasional (BGN) yang dipimpin Sekretaris Daerah untuk berkomunikasi,” papar Bupati Garut Syakur Amin. (AD/E-4)

[OTOMOTIFKU]