
KECAMATAN Seri Kuala Lobam, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, sedang menjalani implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan sejak lima hari lalu. Namun, program itu justru menghadirkan tantangan baru bagi sejumlah pedagang kantin sekolah, yang kini merasakan penurunan omzet akibat berkurangnya pembeli.
Anto, 34, salah seorang pedagang di kantin SDN 006 Seri Kuala Lobam, mengungkapkan bahwa sebelum adanya program MBG, ia bisa meraup pendapatan bersih sekitar Rp60.000 per hari dengan menjual nasi liwet seharga Rp2.000 per porsi. Namun, setelah program dimulai, jumlah pembeli nasi di kantinnya berkurang drastis.
“Dulu, pendapatan saya bisa mencapai Rp100.000 per hari, tapi sekarang hanya puluhan ribu saja,” katanya, Selasa (23/9). Merespons penurunan tersebut, ia pun memutuskan untuk menghentikan penjualan nasi dan beralih menawarkan kue, sosis bakar, serta minuman ringan untuk menarik minat pembeli.
Hal serupa juga dialami oleh Sri, 45, pedagang kantin di sekolah yang sama. Sebelum adanya program MBG, ia biasa menjual 20 porsi nasi dan 15 porsi bubur sumsum, dengan harga Rp2.000 per porsi. Namun, setelah MBG dijalankan, dagangannya hampir tidak ada yang membeli.
“Dulu anak-anak sering membeli nasi dan bubur, tapi sejak ada MBG, mereka sudah tidak membeli lagi,” keluhnya.
Ia mengaku kini hanya bisa menjual kue, dengan pendapatan yang jauh berkurang, dari Rp100.000 menjadi hanya puluhan ribu rupiah per hari.
“Kami berharap ada perhatian dari pemerintah untuk pedagang kecil seperti kami,” tambahnya.
Sementara itu, seorang siswa penerima manfaat MBG di SDN 006 mengungkapkan bahwa dirinya kini tidak perlu lagi membawa bekal dari rumah, berkat adanya program makan bergizi tersebut. Meski begitu, ia masih tetap diberi uang jajan sebesar Rp3.000 per hari oleh orangtuanya yang digunakannya untuk membeli jajanan ringan di sekolah.
Program MBG sendiri diluncurkan dengan tujuan untuk memastikan anak-anak mendapatkan asupan makanan bergizi di sekolah. Namun, bagi pedagang kantin sekolah, program tersebut ternyata memberi dampak ekonomi yang cukup signifikan, mengingat berkurangnya daya beli dari siswa yang kini telah menerima makanan gratis dari pemerintah. (HK/E-4)
[OTOMOTIFKU]