
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menolak status negara Palestina melalui solusi dua negara di Sidang Majelis Umum PBB. Dalam pidatonya pada sesi ke-80 Debat Umum di Markas PBB, New York, Selasa (23/9), Trump menyebut langkah itu justru akan menjadi hadiah bagi Hamas yang dianggapnya melakukan kekejaman, termasuk serangan 7 Oktober 2023.
“Ini akan menjadi hadiah atas tindakan keji mereka, bahkan ketika mereka menolak membebaskan sandera atau menerima gencatan senjata,” ujar Trump.
Ia menegaskan dirinya ikut terlibat dalam berbagai upaya mencapai gencatan senjata di Gaza, namun menuduh Hamas berulang kali menolak tawaran perdamaian yang masuk akal dan lebih memilih mempertahankan konflik.
Alih-alih mendukung solusi dua negara, Trump menekankan prioritas utama adalah pembebasan sandera. “Daripada menyerah pada tuntutan Hamas, mereka yang ingin perdamaian harus bersatu dalam satu pesan: bebaskan para sandera sekarang,” tegasnya.
Pernyataan Trump muncul setelah PBB mengadopsi New York Declaration tentang penyelesaian damai isu Palestina dan implementasi solusi dua negara pada 12 September 2025. Resolusi itu lolos dengan 142 suara setuju, 10 menolak, dan 12 abstain. Draf resolusi tersebut digagas Prancis dan Arab Saudi bersama kelompok kerja terkait. (Ant/E-3)
[OTOMOTIFKU]