Panah Busur dan Blokade Jalan, Tawuran Tallo Makassar Hingga ke Pembakaran Rumah

Panah Busur dan Blokade Jalan, Tawuran Tallo Makassar Hingga ke Pembakaran Rumah
Ilustrasi(MI/LINA HERLINA)

KONFLIK antarwarga di Kecamatan Tallo, Makassar, Sulawesi Selatan, mengalami eskalasi berbahaya. Setelah berlangsung selama empat hari berturut-turut.

Bentrokan pada Selasa (23/9) sore berubah menjadi kerusuhan massal yang menyebabkan lima rumah warga terbakar, serta satu mobil ikut dibakar.

Aksi saling serang menggunakan panah busur, batu, dan petasan antar kelompok pemuda dari Jalan 148, Jalan Kandea, Jalan Lembo, dan Jalan Layang semakin tak terkendali. 

Puncaknya, massa memblokade akses jalan, menghalangi petugas Damkar yang berupaya memadamkan kobaran api yang membakar rumah-rumah semi permanen.

“Kita masih tunggu laporan terbaru lagi dari petugas di lapangan,” kata Walikota Makassar Munafri Arifuddin usai meninjau langsung lokasi kejadian. 

Walikota yang akrab disapa Appi itu menegaskan bahwa meski tidak ada korban jiwa, kerugian materiil masih dalam proses penghitungan.

Appi berjanji akan memberikan bantuan kepada warga terdampak dan segera menerapkan langkah pengamanan ekstra. 

“Mulai malam ini akan kita buat pos penjagaan di empat titik rawan. Dijaga oleh TNI Polri, dan Satpol PP,” ujarnya.

Bentrokan yang terjadi sepanjang hari ini menunjukkan betapa sulitnya mediasi. Bahkan saat jajaran Polrestabes Makassar menggelar sosialisasi Kamtibmas pada Senin (22/9) malam, aksi saling serang tetap terjadi. 

Polisi yang berusaha melerai kerap menjadi sasaran lemparan batu dan panah.

Kondisi baru benar-benar kondusif setelah polisi melakukan operasi penyisiran. Ironisnya, sebelum insiden pembakaran, konflik ini telah menelan korban luka-luka. 

Setidaknya empat orang, termasuk seorang pedagang ikan yang menjadi korban salah sasaran, terluka akibat terkena anak panah busur. 

Kapolrestabes Makassar, Kombes Arya Perdana menegaskan segera membuat posko di titik simpul tempat warga selalu berkumpul untuk tawuran.

“Ini kan persoalan antarwilayah (kampung) yang sudah lama terjadi yang sedang diupayakan bisa terselesaikan permasalahannya. Tapi tetap kembali juga ke masyarakatnya,” seru Arya. (H-2)

[OTOMOTIFKU]