Industri Furnitur Sumbang 1,15 Persen PDB Nonmigas, Ekspor Capai US1,61 Miliar

Industri Furnitur Sumbang 1,15 Persen PDB Nonmigas, Ekspor Capai US$1,61 Miliar
Potensi industri furnitur dalam negeri.(MI/usman Iskandar)

Industri furnitur berikan kontribusi terhadap perekonomian nasional. Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, Kementerian Perindustrian, Krisna Septiningrum menyebutkan bahwa pada 2024 sektor furnitur menyumbang 1,15% terhadap PDB nonmigas dengan nilai ekspor mencapai 1,61 miliar dolar AS.

“Industri furnitur pada tahun 2024 memberikan kontribusi sebesar 1,15% terhadap PDB nonmigas dengan nilai kinerja ekspor mencapai 1,61 miliar dolar AS,” ujar Krisna melalui perwakilannya dalam sambutan pada pameran IFMAC & WOODMAC 2025 di Jakarta, Rabu (24/9).

Sementara itu, sektor pengolahan kayu juga mencatat kontribusi signifikan, yakni 2,25% terhadap PDB nonmigas dengan nilai ekspor sebesar 3,73 miliar dolar AS. Data tersebut menunjukkan bahwa furnitur dan kayu olahan menjadi salah satu subsektor yang tetap ekspansif.

Menurut Krisna, tren pasar global menunjukkan permintaan furnitur kian dipengaruhi isu keberlanjutan, penggunaan teknologi digital, serta desain modular. Namun, industri furnitur Indonesia juga menghadapi sejumlah persoalan. 

“Tantangan industri furnitur di Indonesia saat ini antara lain adalah hambatan logistik pengiriman ekspor, regulasi lingkungan di negara tujuan, serta meningkatnya impor produk furnitur logam dan plastik,” jelasnya

Dari sisi ekonomi kreatif, Deputi Bidang Kreativitas, Budaya, dan Desain Kemenparekraf, Yusri Sri Rahayu, menilai pameran internasional menjadi ruang penting untuk memperkuat daya saing industri furnitur Indonesia. 

“Melalui pameran internasional ini, kami membuka ruang kolaborasi global yang memperkuat posisi Indonesia sebagai hub produksi dan inovasi untuk pengolahan kayu,” katanya dalam kesempatan yang sama.

Sementara itu, Managing Director & Vice President Asia Pacific Koelnmesse, Mathias Kuepper, menekankan potensi besar yang dimiliki Indonesia. 

“Negara ini adalah pusat kreativitas dan kekuatan produksi, dan sektor furniturnya diproyeksikan tumbuh stabil dalam beberapa tahun ke depan,” ujarnya

Kuepper menambahkan, pameran IFMAC & WOODMAC tahun ini diikuti lebih dari 400 peserta dari 15 negara dan diperkirakan menarik lebih dari 15 ribu pengunjung dagang. Menurutnya, acara ini bukan hanya marketplace, melainkan juga ruang inspirasi dengan forum desain, demonstrasi langsung, dan eksplorasi material alternatif.

Dengan kontribusi yang sudah terbukti terhadap PDB dan ekspor, serta dukungan dari berbagai pihak, sektor furnitur Indonesia dipandang memiliki peluang untuk terus tumbuh. Namun, langkah ke depan juga ditentukan oleh kemampuan industri menghadapi tantangan global sekaligus memanfaatkan teknologi baru. (Z-10)

[OTOMOTIFKU]