Radana Finance Catatkan Kinerja Positif Pada Semester Pertama 2025

Radana Finance Catatkan Kinerja Positif Pada Semester Pertama 2025
Ilustrasi(Dok ist)

EMITEN perusahaan pembiayaan, PT Radana Bhaskara Finance Tbk (HDFA), membukukan laba bersih sebesar Rp2,80 miliar hingga semester pertama 2025 setelah mencatatkan rugi Rp43 miliar pada akhir 2024.

“Kerugian yang dicatatkan HDFA pada akhir 2024 terutama dipengaruhi pembebanan aset pajak tangguhan sebesar Rp43,9 miliar yang merupakan penyesuaian signifikan pada neraca HDFA per akhir 2023,” kata Chief Finance Officer & Corporate Secretary HDFA Elquino Simanjuntak pada public expose HDFA, di Jakarta, Rabu (24/9).

Ia menjelaskan sebagai tinjauan, aset pajak tangguhan ini timbul atas posisi rugi HDFA yang terakumulasi dari tahun sebelumnya hingga 2020.

“Dengan dibebankannya aset pajak tangguhan besar ini, besaran aset pajak tangguhan pada neraca HDFA adalah hasil dari penyesuaian fiskal atas transaksi pada tahun berjalan saja,” katanya.

Ia menyampaikan laba bersih terbentuk atas implementasi rencana bisnis 2025 yang mengutamakan pembiayaan investasi alat berat dan truk melalui produk asset-based financing (ABF) dan pembiayaan modal kerja sebagai produk pembiayaan pendamping.

“Tahun 2025 ialah tahun kelima HDFA fokus pada pembiayaan produktif dan tren pembiayaan terus menunjukkan peningkatan,” ucap Elquino.

Ia mengatakan hingga semester pertama 2025, HDFA melakukan pembiayaan sejumlah Rp2,8 triliun kepada nasabahnya, atau meningkat 15% year on year (YoY) dari pencapaian semester pertama 2024.

Menurut dia, segmen usaha pada industri terkait sumber daya alam, yaitu pertambangan dan perkebunan, mewakili hampir 60% dari portofolio pembiayaan HDFA. Segmen usaha lain yang menikmati dukungan pembiayaan HDFA adalah logistik (transportasi dan pergudangan) dan konstruksi.

“Segmen usaha ini sejalan dengan penyumbang kegiatan ekonomi yang signfikan bagi Indonesia sebagai negara dengan sumberdaya pertambangan untuk energi dan mineral dan perkebunan. Indonesia adalah eksportir unggulan batubara, timah, nikel, emas, tembaga, dan kelapa sawit.”

Melihat potensi pertumbuhan kebutuhan investasi untuk alat berat dan truk di Indonesia, baik untuk peningkatan kapasitas maupun peremajaan armada, HDFA juga menempatkan perwakilan di Samarinda, Balikpapan, Banjarmasin, Pontianak, Makassar, Surabaya, dan Palembang.

Hal ini dilakukan agar bisa melakukan komunikasi dan meningkatkan hubungan baik dengan nasabah dan mitra terkait sehingga HDFA bisa memberikan solusi keuangan dengan cepat dan baik.

Selain itu, kata dia, HDFA berencana menambah perwakilan di beberapa kota tambahan. HDFA meyakini terdapat potensi pertumbuhan signifikan, khususnya dari pelaku UKM dan wiraswasta di daerah dalam value chain segmen usaha sehingga akan tumbuh dengan ekosistem yang berkembang.

Pada sisi lain, kata Elquino, hingga semester pertama 2025, tingkat NPF-gross untuk portfolio produktif HDFA terjaga di bawah 3%. Ini membuat angka total NPF-nett di angka 1,80% pada semester pertama 2025. Adapun dari posisi keuangan, perseroan mencatatkan kenaikan pada total aset sebesar 18% (YoY) menjadi Rp3.599 miliar dari posisi sama sebelumnya sebesar Rp3.056 miliar.

Piutang pembiayaan juga naik jadi Rp3.160 miliar dari posisi Rp2.528 miliar pada Juni 2024. Liabilitas pada semester pertama 2025 tercatat naik 24% (YoY) jadi Rp3.023 miliar dari Rp2.430 miliar pada Juni 2024.

Elquino menambahkan HDFA beraspirasi membukukan pembiayaan sebesar Rp7,5 triliun pada 2025. Untuk mencapai itu, perseroan akan memperkuat dua produk utama pembiayaan produktif yaitu ABF (pembiayaan investasi berbasis aset) dan pembiayaan modal kerja sebagai pendamping ABF. 

“Sebagai mitra perbankan untuk menjangkau dan mendukung pelaku usaha, kami terus menjaga dan mengembangkan hubungan baik dan kemitraan dengan perbankan, nasional dan internasional.”

“Dengan program pembiayaan yang menyasar segmen usaha di industri andalan di Indonesia, HDFA jadi mitra kerja strategis bagi perbankan untuk meningkatkan partisipasi dalam menumbuhkan ekonomi Indonesia dan berkontribusi kepada pertumbuhan kredit mereka,” pungkas Elquino. (H-2)

[OTOMOTIFKU]