Rania Putrisari dan Donny Alamsyah Hadirkan Horor Psikologis di Film Tumbal Darah

Rania Putrisari dan Donny Alamsyah Hadirkan Horor Psikologis di Film Tumbal Darah
Rania Putrisari ungkap tantangan perankan ibu hamil penuh tekanan di film Tumbal Darah, sedangkan Donny Alamsyah dalami karakter dokter yang terjebak ritual gelap. (MI/Haliza Tiara Lintang)

MEMERANKAN sosok ibu hamil yang menghadapi tekanan yang luar biasa dalam film Tumbal Darah, membawa tantangan tersendiri bagi Rania Putrisari. Pasalnya Rania belum pernah menikah dan hamil. Hal itu menjadi tantangan yang segar bagi Rania untuk memerankan sosok Ika.

Sosok Ika hadir dengan latar belakang yang penuh penderitaan, sebagaimana tergambar dalam film. “Melihat keadaan sekarang saja sudah terasa horor. Jadi saya senang bisa berperan sebagai Ika, karena bisa langsung merasakan seberapa horornya kehidupan ini,” ungkapnya.

Rania juga menceritakan pengalaman syuting yang intens. Yakni pada salah satu adegan yang harus diulang belasan kali, hingga ia menemukan emosi yang benar-benar tepat. 

“Setelah selesai, saya benar-benar merasa, ‘gila ya, hidup ini memang horor’. Itu menjadi pengalaman yang tidak terlupakan,” tambahnya. 

Baginya, tantangan dalam memerankan sosok Ika bukan hanya soal fisik, tetapi juga menghadirkan emosi yang realistis dan menegangkan. Sehingga penonton dapat merasakan penderitaan dan ketegangan karakter secara utuh.

Tak hanya Rania, Donny Alamsyah juga bercerita tentang keterlibatannya dalam proyek ini. Dalam film ini, Donny berperan sebagai dokter Iwan, yang awalnya hadir untuk membantu pasien di kliniknya bersama istrinya, dokter Sandra. Namun, keduanya justru terjebak dalam kegelapan konflik rumit di luar prediksi. 

“Awalnya Iwan ingin membahagiakan istrinya, tapi ternyata mereka malah terperangkap dalam sesuatu yang tidak pernah direncanakan,” jelas Donny. 

Untuk mendalami karakternya, Donny mengaku banyak berdiskusi dengan sutradara Charles Gozali dan rekan pemain lainnya. Pengalaman ini memberinya kesempatan memerankan karakter yang berada di luar nalar, yakni dokter yang terlibat dalam ritual gelap.

Pengalaman syuting para pemain, memperlihatkan horor dalam “Tumbal Darah” tidak hanya muncul dari efek visual atau jump scare saja. Tetapi juga dari ketegangan psikologis, improvisasi yang kreatif, serta dinamika antar karakter. 

Film ini menghadirkan perpaduan emosi, aksi, dan drama kehidupan yang mampu memberikan pengalaman menonton penuh ketegangan sekaligus reflektif. Penonton diajak merasakan intensitas perjuangan para karakter hingga cerita mencapai akhir. (Z-2)

[OTOMOTIFKU]