Artemis 2 NASA Siap Terbangkan Astronaut ke Bulan, Misi Berawak Pertama dalam 50 Tahun

Artemis 2: NASA Siap Terbangkan Astronaut ke Bulan, Misi Berawak Pertama dalam 50 Tahun
Astronot Artemis II(NASA)

EMPAT astronaut NASA bersiap menorehkan sejarah baru melalui misi Artemis 2, penerbangan berawak pertama ke bulan dalam lebih dari setengah abad. Jika sesuai rencana, misi ini akan diluncurkan paling cepat 5 Februari 2026 dengan roket raksasa Space Launch System (SLS) dan kapsul Orion yang baru saja diberi nama Integrity.

Komandan misi, Reid Wiseman, menegaskan peluncuran hanya akan dilakukan jika kendaraan dan tim benar-benar siap. “Kami mungkin tidak mendarat di bulan, tetapi ini adalah misi uji coba, dan kami siap menghadapi setiap skenario saat menjelajah 250.000 mil dengan Orion. Ini akan menjadi pengalaman luar biasa,” ujarnya di Johnson Space Center, Texas.

Selain Wiseman, kru Artemis 2 terdiri dari Victor Glover (pilot), Christina Koch (spesialis misi NASA), serta Jeremy Hansen (astronaut Badan Antariksa Kanada). Misi berdurasi 10 hari ini akan mengorbit bulan lalu kembali ke Bumi, menjadi langkah penting menuju Artemis 3, yaitu pendaratan manusia di bulan pertama sejak era Apollo.

Artemis 2 akan mencetak sejumlah “yang pertama”: penerbangan berawak NASA ke bulan sejak Apollo, kehadiran perempuan dan astronaut kulit berwarna pertama di orbit bulan, serta misi yang membawa manusia lebih jauh ke angkasa daripada Apollo 13 pada 1970. Kru berpotensi melaju hingga 14.500 kilometer di luar orbit bulan.

Meski begitu, para astronaut menekankan fokus utama adalah keselamatan dan kesempurnaan misi. Glover mengatakan dirinya berusaha tidak teralihkan oleh pencapaian besar, melainkan fokus pada tanggung jawab. Koch menambahkan misi ini bukan sekadar soal rekor, melainkan tentang kerja sama, sains, dan persiapan menuju eksplorasi Mars.

Bagi Koch, perjalanan ke bulan bukan hal baru setelah ia memecahkan rekor dengan 328 hari di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Glover dan Wiseman juga berpengalaman di ISS, sementara Hansen justru baru akan menjalani penerbangan luar angkasa pertamanya. “Ini sebuah kehormatan besar,” kata Hansen. “Artemis 2 lebih dari sekadar kembali ke bulan; ini tentang mengejar keunggulan.”

NASA menargetkan Artemis 2 diluncurkan antara Februari hingga April 2026, setelah sebelumnya sempat tertunda karena evaluasi perisai panas Orion dari misi uji coba Artemis 1.

Keunggulan Amerika

Misi ini juga memiliki dimensi geopolitik. Penjabat Administrator NASA, Sean Duffy, menegaskan bahwa Artemis adalah kunci menjaga keunggulan Amerika di tengah persaingan ketat dengan Tiongkok dalam “perlombaan luar angkasa” baru. “Kami tidak akan membiarkan Tiongkok lebih dulu kembali ke bulan,” tegasnya.

Namun, Hansen menilai kolaborasi internasional tetap penting. “Kami mengejar keunggulan, dan dengan itu, kita bisa menginspirasi kerja sama global,” katanya. Glover menutup dengan menyebut misi Artemis sebagai “estafet,” di mana keberhasilan Artemis 2 akan menjadi fondasi bagi pendaratan bersejarah Artemis 3 di permukaan bulan. (Space/Z-2)

[OTOMOTIFKU]