Alcaraz Waspadai Gaya Bermain Baru Sinner

Alcaraz Waspadai Gaya Bermain Baru Sinner
Carlos Alcaraz dan Jannik Sinner.(Youtube Roland-Garros)

PETENIS peringkat satu dunia Carlos Alcaraz menegaskan tidak dapat menganggap enteng Jannik Sinner. Setelah berhasil menundukkan rival utamanya itu di final AS Terbuka awal September lalu dalam empat set, Alcaraz kini menyadari petenis peringkat dua dunia itu akan datang dengan pendekatan baru.

“Saya tahu ia akan mengubah sesuatu dari pertandingan terakhir,” kata Alcaraz, kemarin. “Hal sama seperti yang saya lakukan ketika kalah darinya beberapa kali, saya berusaha menjadi pemain yang lebih baik saat menghadapinya lagi. Saya harus fokus dan saya harus siap untuk perubahan itu,” tambah petenis asal Spanyol tersebut.

Duel Alcaraz dan Sinner ke depan diprediksi menjadi era baru tenis dunia setelah masa the Big Four (Roger Federer, Rafael Nadal, Novak Djokovic, dan Andy Murray). Rivalitas antara keduanya bahkan sudah mendapat julukan yakni Sincaraz yang merujuk nama kedua petenis.

Musim ini keduanya benar-benar mendominasi tenis putra. Semua final grand slam 2025 mempertemukan Alcaraz dan Sinner. Dari final itu, masing-masing petenis meraih dua gelar.

Sangat muda

Dominasi ini diprediksi terus berlanjut mengingat usia mereka masih sangat muda. Alcaraz baru 22 tahun sedangkan Sinner dua tahun lebih senior.

“Rivalitas kami semakin berkembang. Menurut saya ini bagus, tidak hanya untuk kami berdua, tetapi juga untuk dunia tenis,” ujar Alcaraz.

“Kita lihat saja nanti berapa kali saya akan bertanding melawannya dan dalam situasi apa kami akan bermain. Saat ini, semua berjalan dengan baik.”

Pekan ini, Sinner akan tampil di Tiongkok Terbuka di Beijing yang menjadi turnamen pertamanya sejak final AS Terbuka. Dia sendiri mengakui kelemahannya usai tumbang di AS Terbuka dari Alcaraz. 

Petenis Italia berusia 24 tahun itu menyebut gaya permainannya terlalu mudah ditebak, sehingga bertekad melakukan perombakan strategi. “Kami sudah banyak melakukan refleksi. Ada banyak hal kecil yang sedang saya ubah,” ujar Sinner.

Tidak terduga

Juara Grand Slam empat kali itu mengatakan ia perlu lebih tidak terduga dalam permainannya jika ingin mengalahkan rivalnya itu. Meski demikian, Sinner mengakui proses adaptasi membawa risiko. Ia menyebut jumlah kesalahannya saat ini lebih banyak dari biasanya. 

Namun ia optimistis hasil akhirnya akan positif. Pada laga perdana di Beijing, ia dijadwalkan bertemu petenis Kroasia Marin Cilic.

Sementara itu, Alcaraz akan tampil di Jepang Terbuka di Tokyo alih-alih mempertahankan gelar di Beijing. Turnamen ini menjadi pengalaman pertama bagi juara Prancis Terbuka dan AS Terbuka 2025 tersebut di Jepang. 

“Saya ingin merasakan budaya, atmosfer, dan energi dari penonton di sini. Rasanya menyenangkan bermain di stadion yang berbeda,” ujarnya.

Kurang ideal

Alcaraz datang ke Tokyo dengan modal kurang ideal setelah dikejutkan oleh Taylor Fritz di ajang Laver Cup pekan lalu. Fritz, yang kini menempati peringkat lima dunia, akan menjadi unggulan kedua di Tokyo. Selain Fritz, nama-nama lain seperti Holger Rune dari Denmark, Casper Ruud asal Norwegia, serta Tomas Machac dari Ceko turut meramaikan persaingan.

Meski sempat menelan kekalahan mengejutkan, Alcaraz menilai musim ini tetap menjadi periode terbaik sepanjang kariernya. “Saya merasa banyak berkembang sebagai pemain. Tentu saja masih ada ruang untuk perbaikan. Akan tetapi, saya tidak bisa mengeluh. Ini musim terbaik yang pernah saya jalani,” ucapnya.

Soal persaingan Alcaraz dan Sinner, legenda tenis Roger Federer turut memberi catatan. Menurut Federer, turnamen saat ini kurang variatif karena mayoritas lapangan dibuat dengan karakter permukaan yang dirancang untuk mengurangi kecepatan permainan, sehingga menguntungkan gaya bermain Alcaraz dan Sinner. “Menurut saya seharusnya ada perubahan permukaan agar kompetisi lebih hidup,” kata Federer.

Menanggapi hal itu, Sinner tak menampik homogenitas lapangan. “Situasi permainan di lapangan memang mirip-mirip, sudah terjadi sejak lama. Saya hanya bisa berusaha beradaptasi sebaik mungkin,” ujarnya.

Shanghai Masters 

Mantan petenis nomor 1 dunia Djokovic diketahui akan kembali beraksi di Shanghai Masters pada Oktober. Ini diumumkan oleh penyelenggara turnamen pada 23 September.

“Dia kembali. Juara empat kali kami akan kembali ke Shanghai tahun ini,” tulis penyelenggara di media sosial menjelang dimulainya acara tersebut pada 1 Oktober.

Juara Grand Slam 24 kali itu belum bermain dalam pertandingan resmi sejak kekalahannya di semifinal AS Terbuka dari Alcaraz pada awal September. Setelah kekalahan itu, petenis berusia 38 tahun itu masih belum memberikan keterangan yang jelas tentang jadwalnya untuk akhir musim, setelah memainkan lebih sedikit turnamen pada 2025 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Petenis nomor 4 dunia itu hanya berkomitmen untuk turnamen 250 di Athena yang akan berlangsung dari 2 hingga 8 November. Ini menggantikan turnamen Belgrade pada kalender 2025.

Keikutsertaannya di Paris Masters (27 Oktober hingga 2 November) dan ATP Finals di Turin (9 hingga 16 November)–dua turnamen terbesar yang dijadwalkan setelah Shanghai–belum dikonfirmasi. Djokovic memenangkan turnamen Shanghai pada 2012, 2013, 2015, dan 2018. (AFP/I-2)

[OTOMOTIFKU]