
BBC bersama tiga kantor berita besar dunia, Agence France-Presse (AFP), Associated Press (AP), dan Reuters, merilis sebuah film pendek yang menyerukan Israel untuk membuka akses bagi jurnalis asing masuk ke Gaza. Film ini dinarasikan jurnalis senior BBC, David Dimbleby, dan ditayangkan perdana di New York, Rabu (24/9) malam, bertepatan dengan penyelenggaraan Sidang Umum PBB.
Dalam narasinya, Dimbleby menekankan pentingnya liputan langsung media internasional. “Jurnalis internasional harus diizinkan masuk Gaza untuk berbagi beban dengan rekan-rekan jurnalis Palestina, agar kita semua dapat menyampaikan fakta kepada dunia,” ujarnya.
Pembatasan Ketat Liputan di Gaza
Sejak serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyebabkan lebih dari 250 sandera, Israel melancarkan ofensif militer besar-besaran di Gaza. Sejak saat itu, jurnalis asing dilarang masuk secara independen. Hanya beberapa wartawan yang bisa masuk melalui pendampingan militer Israel dengan akses terbatas.
Militer Israel (IDF) beralasan, pendampingan ini bertujuan menjaga keselamatan wartawan di medan perang. Bahkan, tahun lalu Mahkamah Agung Israel menyatakan pembatasan tersebut sah atas dasar keamanan nasional.
Namun, CEO BBC News Deborah Turness menilai kondisi ini sudah terlalu lama dibiarkan. “Hampir dua tahun sejak dunia menyaksikan serangan Hamas 7 Oktober. Sejak itu perang terus berkecamuk, tapi jurnalis internasional belum juga diizinkan masuk. Kami harus bisa bekerja bersama jurnalis lokal untuk membawa fakta ke dunia,” tegasnya.
Film dokumenter ini menampilkan rekaman bersejarah dari berbagai peristiwa penting dunia, mulai dari pendaratan D-Day Perang Dunia II, Perang Vietnam, tragedi kelaparan Ethiopia, demonstrasi Tiananmen di Tiongkok, genosida Rwanda, krisis pengungsi Suriah, hingga perang di Ukraina.
Dimbleby menyoroti perbedaan mencolok. “Di Ukraina, jurnalis dari seluruh dunia mempertaruhkan nyawa untuk melaporkan penderitaan rakyat. Tapi di Gaza, tugas berat ini hanya dipikul oleh jurnalis Palestina, yang membayar harga sangat mahal hingga jumlah mereka kian berkurang,” katanya.
Menurut data Kantor HAM PBB, setidaknya 248 jurnalis Palestina tewas dalam serangan Israel sejak 2023. Meski demikian, Israel membantah pasukannya menargetkan wartawan.
Sebelumnya, pada Juli lalu, BBC, AFP, AP, dan Reuters telah mengeluarkan pernyataan bersama terkait kondisi darurat yang dialami jurnalis di Gaza, mulai dari kelaparan hingga pengungsian. Bulan Agustus, 27 negara termasuk Inggris juga menyerukan agar Israel segera membuka akses media asing ke Gaza.
Hingga kini, menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas, lebih dari 65.000 orang tewas akibat ofensif Israel. Meski diperdebatkan, data tersebut tetap dijadikan rujukan PBB dan lembaga internasional lain sebagai sumber paling kredibel terkait korban sipil. (BBC/Z-2)
[OTOMOTIFKU]