
KERACUNAN makanan adalah kondisi yang terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri, racun (toksin), atau zat berbahaya lainnya. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala mulai dari ringan hingga berat, seperti mual, muntah, sakit perut, diare, hingga demam.
Siapa pun bisa mengalami keracunan makanan. Jika makanan disajikan secara massal, maka risiko keracunan juga bisa terjadi secara massal. Hal ini berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa, karena satu sumber makanan dapat mencemari banyak orang sekaligus.
Gejala keracunan makanan dapat muncul dalam beberapa jam hingga 1–2 hari setelah mengonsumsi makanan yang tercemar. Beberapa gejala yang umum antara lain:
- Demam, sakit kepala, atau pusing
- Mual, muntah, nyeri perut, buang air besar (BAB) cair, hingga BAB berdarah
- Kelemahan pada anggota gerak, seperti kesemutan atau lemas
- Tanda dehidrasi: mulut kering, warna urin lebih pekat, dan tubuh terasa lemas
Menurut Yogi Prawira, Sub-spesialis Endokrinologi dan Tumbuh Kembang Anak, gejala keracunan yang berat, seperti muntah terus-menerus, harus segera ditangani oleh dokter.
Jika anak atau orang dewasa mengalami keracunan makanan ringan, beberapa langkah berikut bisa dilakukan:
- Istirahat cukup – hentikan aktivitas untuk membantu tubuh pulih.
- Perbanyak minum – konsumsi air putih, oralit, atau air garam untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang.
- Konsumsi makanan ringan – setelah muntah/diare mereda, berikan makanan lembut seperti roti, pisang, atau bubur.
- Hindari makanan/minuman tertentu – jangan berikan susu, kopi, atau obat anti-diare tanpa resep dokter karena bisa memperparah gejala.
Cara Mengenali Makanan yang Tidak Layak Konsumsi
Agar terhindar dari keracunan makanan, perhatikan ciri-ciri makanan yang sudah tidak layak konsumsi:
- Warna berubah atau terlihat tidak segar
- Muncul jamur, lendir, atau tekstur yang tidak normal
- Kemasan rusak, menggelembung, atau tidak rapat
- Rasa asam, pahit, logam, atau rasa aneh lainnya
Jika ragu, lebih baik tidak dikonsumsi. Untuk keperluan industri atau penyajian massal, sebaiknya dilakukan uji oleh analis makanan profesional.
Kesimpulan
Keracunan makanan bisa dicegah dengan memperhatikan kebersihan, penyimpanan, dan cara pengolahan makanan yang benar. Dengan memahami gejala awal, melakukan pertolongan pertama, serta mengenali makanan yang tidak layak konsumsi, Anda bisa melindungi keluarga dari risiko gangguan kesehatan serius.
Keamanan pangan dari dapur hingga ke meja makan adalah kunci utama menjaga kesehatan. (Z-10)
[OTOMOTIFKU]