
AIR susu ibu (ASI) berubah sesuai waktu dalam sehari. Studi terbaru menunjukkan kandungan hormon di dalamnya bervariasi, menyesuaikan kebutuhan alami bayi.
Penelitian ini mengungkapkan komponen penting ASI, seperti melatonin dan kortisol, bervariasi sepanjang hari. Lalu muncul pertanyaan tentang apakah orangtua perlu menyesuaikan pemberian ASI perah berdasarkan waktu pemompaan.
Hasil Studi
Penelitian yang dipublikasikan di Frontiers in Nutrition pada awal September melibatkan 38 orang tua menyusui. Para peneliti mengumpulkan sampel ASI pada empat waktu berbeda dalam sehari, lalu menganalisis kandungan hormon dan komponen penting di dalamnya.
Hasilnya menunjukkan kadar melatonin meningkat pada malam hari, sedangkan kortisol mencapai puncaknya di pagi hari. Temuan ini menegaskan bahwa ASI mengikuti ritme alami tubuh.
Hubungan Antara Hormon dan Waktu
Melatonin adalah hormon yang membantu tubuh menjadi mengantuk, terutama saat malam tiba. Sementara kortisol membuat tubuh lebih terjaga, terutama di pagi hari.
Maria Gloria Dominguez Bello, PhD, penulis studi serts profesor biokimia dan mikrobiologi antropologi di Rutgers University, menegaskan ASI mengikuti ritme biologis alami. “ASI tidak statis, ia berubah sepanjang siklus 24 jam,” kata Dr. Dominguez Bello.
Makna ASI bagi Orangtua
Menurut Dr. Dominguez Bello, ASI bukan hanya sumber nutrisi, tetapi juga sinyal biologis penting yang membantu mengatur ritme sirkadian, kekebalan tubuh, dan perkembangan bayi
Lauren Davis, DO, dokter neuromuskular osteopatik serta penulis buku Thrive, Mama! The Ultimate Postpartum Blueprint, menambahkan penelitian ini memperkaya pemahaman tentang manfaat menyusui. Variasi ASI sepanjang hari menunjukkan menyusui lebih dari sekadar memberi kalori.
Perlukah Mengubah Rutinitas Memompa?
Orangtua yang memompa ASI mungkin bertanya-tanya apakah perlu memberi label berdasarkan waktu. Apakah ASI pagi sebaiknya diberikan di pagi hari, dan ASI malam untuk malam hari?
Namun, para ahli menekankan bukti ilmiah masih terbatas. Jenelle Ferry, MD, ahli neonatologi, mengatakan belum ada data cukup tentang dampak variasi hormon ASI pada bayi.
Tips untuk Orangtua yang Memompa ASI
Lauren Davis memberikan beberapa saran praktis agar proses memompa terasa lebih ringan dan teratur.
1. Jangan Berlebihan Menyimpan ASI Beku
Banyak orangtua merasa perlu menumpuk stok ASI di freezer. Padahal, cukup menyimpan persediaan untuk beberapa hari saja sudah aman.
2. Utamakan ASI Segar
ASI yang segar memiliki kualitas terbaik untuk bayi. Berikan ASI yang baru dipompa atau disimpan dalam kulkas selama 3–4 hari. Bekukan hanya jika ada kelebihan.
3. Jaga Pola Makan dan Hidrasi
Kualitas ASI dipengaruhi langsung oleh kondisi tubuh. Dengan cukup minum air, makan makanan bergizi, dan beristirahat bila memungkinkan, suplai ASI bisa tetap terjaga stabil.
4. Minta Dukungan Lingkungan Sekitar
Dukungan pasangan, keluarga, atau teman sangat penting ketika merasa lelah memompa ASI. Dukungan bisa sekadar memberi semangat agar tetap termotivasi.
Studi ini menegaskan ASI adalah cairan dinamis, terus menyesuaikan kebutuhan bayi. Namun, penelitian ini tidak seharusnya membuat orangtua cemas atau terbebani.
Rutinitas menyusui dan memompa tidak harus sempurna. Bayi tetap mendapat manfaat besar dari ASI dalam bentuk apa pun. Fokuslah pada kenyamanan diri sendiri dan kebahagiaan bersama bayi. (Parents/Z-2)
[OTOMOTIFKU]