Pelatihan Warga Binaan Perempuan, Siap Ciptakan Lapangan Kerja

Pelatihan Warga Binaan Perempuan, Siap Ciptakan Lapangan Kerja
Pelatihan di Lapas Perempuan.(Dok YIS)

SEBANYAK 30 warga binaan perempuan di Lapas Perempuan Kelas IIA Tangerang mengikuti pelatihan kewirausahaan selama tiga hari, mulai 23 hingga 25 September 2025. Program tersebut diinisiasi oleh Yayasan Indonesia Setara (YIS) dan Second Chance Foundation (SCF) melalui inisiatif bertajuk Perempuan Berdaya 2025.

Kegiatan itu bertujuan membekali para peserta dengan keterampilan teknis, pengetahuan manajemen usaha, dan kesiapan mental untuk kembali ke masyarakat setelah masa binaan.

Program pelatihan dibagi dalam tiga tahap utama, yakni asesmen minat dan keterampilan, pelatihan tatap muka, serta refleksi, dan penutupan. Peserta juga diminta menyusun rencana usaha sederhana yang dapat dijalankan secara individu maupun berkelompok.

Pendiri YIS, Sandiaga Uno, menyebut program ini menjadi bagian dari dukungan terhadap proses rehabilitasi warga binaan melalui pemberdayaan ekonomi.

“Lewat pelatihan ini kita berikan harapan dan semangat untuk masa depan yang lebih cerah ketika kembali bermasyarakat. Tidak hanya siap untuk kerja, tapi juga menciptakan lapangan pekerjaan,” ujarnya.

Ia menambahkan, kesetaraan menjadi nilai dasar dalam setiap program yang dijalankan YIS.

“YIS dibangun atas nilai kesetaraan, memberikan kesempatan yang setara bagi semua orang, baik dalam pekerjaan, kontribusi, maupun pendidikan. Melalui program ini, kami ingin mewujudkan mimpi tersebut,” tambah Sandiaga.

Ketua SCF Evy Amir Syamsudin menegaskan pentingnya pendampingan bagi warga binaan dalam proses transisi menuju kehidupan pascapemasyarakatan.

“Secara konsisten, SCF menghadirkan program-program yang menjembatani proses rehabilitasi menuju reintegrasi, salah satunya melalui pelatihan keterampilan dan penguatan kapasitas kewirausahaan,” jelasnya.

Dalam pelatihan ini, peserta dilatih membuat produk kuliner dan kerajinan tangan, serta belajar pencatatan keuangan sederhana, menghitung harga pokok produksi (HPP), dan promosi melalui media digital.

Menurut PLH Kalapas Perempuan Tangerang, Lidna Komala Dewi, pelatihan semacam ini selaras dengan pendekatan pemasyarakatan modern yang menekankan rehabilitasi dan reintegrasi sosial.

“Harapannya, mereka kelak dapat tumbuh, berkontribusi, dan kembali ke masyarakat sebagai individu yang mandiri,” ujarnya. (E-4)

[OTOMOTIFKU]