Longsor di Mranggen Demak, Seorang Pekerja Penggalian untuk BRIN Tewas Tertimbun

Longsor di Mranggen Demak, Seorang Pekerja Penggalian untuk BRIN Tewas Tertimbun
Ratusan warga menyaksikan proses evakuasi terhadap pekerja penggalian untuk BRIN yang tertimbun longsoran(MI/Akhmad Safuan)

LONGSOR terjadi di Desa Sumberrejo, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Seorang pekerja penggalian untuk keperluan penelitian gempa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meninggal dunia akibat tertimbun material longsoran.

Pemantauan Media Indonesia Jumat (26/8) pekerjaan penggalian untuk penelitian gempa di Dukuh Sendang, Desa Sumberrejo, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak harus dihentikan akibat longsor tersebut. Rratusan warga masih penasaran dan melihat runtuhan longsor yang terjadi pada Kamis (25/9) sore di lokasi tersebut.

Longsor tersebut menimbun Ahmad Zaedun,54, sehingga meninggal dunia. Sedangkan dua rekannya yakni Mashudi,45, dan  Soni Ari Wibowo,42, selamat setelah berhasil meloncat saat terjadi kongsor.

“Korban Ahmad Zaedun merupakan warga setempat. Baru dapat dievaluasi pukul 18.10 WIB kemudian dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan,” kata Kepala Polsek Mranggen Ajun Komisaris Kumaidi Jumat (26/9).

Peristiwa longsor terjadi di desa tersebut, lanjut Kumaidi, berawal ketika BRIN dari Bandung, Jawa Barat melakukan pembelian dengan mempekerjakan warga desa setempat untuk membantu galian guna memasang alat pendeteksi gempa, dengan ketentuan kedalaman 2,5 meter, lebar 1,5 meter dan panjang menyesuaikan lokasi.

Sekitar pukul 08.0l30 WIB Kamus (25/9), ungkap Kumaidi, para pekerja mulai melakukan penggalian tanah di lokasi yang telah ditentukan hingga selama 5 jam bekerja berjalan lancar. Namun sekitar pukul 13.30 ketika masih berlangsung penggalian tiba-tiba tanah longsor.

Menurut Kumaidi meskipun dua rekannya berhasil meloncat dan lolos dari timbunan, korban Ahmad Zaedun tidak dapat menghindar hingga tertimbun material longsoran sedalam 1,3 meter. “Kemudian dua rekannya berusaha menolong dengan menarik tubuh korban tidak berhasil karena kaki korban tertekuk,” imbuhnya.

Namun karena material cukup banyak upaya menolong korban tersebut tidak berhasil, demikian Kumaidi, maka dibantu rekan-rekan lainnya sebanyak 10 orang berupaya menolong korban dilanjutkan dengan penggalian secara menual karena dikawatirkan akan menimbulkan longsoran besar jika menggunakan eksavator.

Namun baru beberapa penggalian secara manual dilakukan, ujar Kumaidi, kembali datang longsor susulan membuat para pekerja berlarian menyelamatkan diri, sementara korban tertimbun lebih parah, hingga setelah itu dilakukan upaya evakuasi lanjutan dan baru berhasil beberapa jam kemudian. (E-2)

 

[OTOMOTIFKU]