
MENANGGAPI maraknya kasus keracunan yang diduga akibat program makan bergizi gratis (MBG), psikolog anak Seto Mulyadi, atau yang akrab disapa Kak Seto, angkat bicara. Ia menegaskan semua pihak harus mengedepankan kepentingan terbaik bagi anak, dan tidak menjadikan mereka sebagai bahan percobaan.
Kak Seto menyatakan bahwa meskipun niat dari program tersebut baik, pelaksanaannya harus terkontrol secara ketat, terutama dalam hal kebersihan dan cara penyajian.
“Ibaratnya jangan sampai ada kata-kata, buat anak kok coba-coba, gitu lho,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa program MBG silahkan boleh diteruskan jika sudah ada jaminan keamanan dan kelancaran.
“sehingga betul-betul merupakan makan bergizi gratis, bukan sampai ada yang makan beracun gratis, jika sampai begitu kan bahaya sekali,” kata Kak Seto.
Menurutnya, insiden keracunan bisa saja terjadi bukan karena kesengajaan, melainkan akibat kelalaian dalam proses penyiapan.
“Misalnya terlalu malam hari, lalu disajikannya baru besoknya, tapi siang hari mungkin sudah basi. Mungkin juga karena dalam keadaan panas sudah ditutup, akhirnya justru menimbulkan hal-hal yang negatif pada kualitas makanan,” jelasnya.
Ia mengingatkan bahwa jika restoran profesional saja masih bisa kecolongan, apalagi program yang mungkin tidak ditangani secara profesional.
Perlunya kontrol profesional lintas kementerian
Untuk mengatasi permasalahan ini, Kak Seto merasa perlu adanya pengelolaan dan pengawasan yang serius dan profesional. Ia menyarankan agar kontrol terhadap program ini melibatkan pihak yang kompeten dari berbagai sektor.
“Profesional dalam arti kemampuan kepentingan, khususnya ya dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Perlindungan Anak (KemenPPPA), kemudian Kementerian Sosial, dan sebagainya, sangat peduli terhadap pengontrolan pelaksanaan ini,” usulnya.
Kak seto menegaskan bahwa program ini menyangkut hak fundamental anak, jangan sampai melanggar hak anak, khususnya hak hidup anak.
“Apalagi kalau sampai merebut jiwa anak, itu yang sangat dikhawatirkan, jadi mohon hati-hati sekali,” tutupnya. (Z-4)
[OTOMOTIFKU]