
PEREMPUAN juga memiliki peran penting dalam rehabilitasi mangrove di Desa Kuala Selat, Kecamatan Ketaman, Indragiri Hilir, Riau. Meskipun terlihat tidak signifikan, tapi efeknya sangat memengaruhi proses rehabilitas eks kebun kelapa seluas sekitar 1.683 ha di Kuala Selat.
Seperti dikisahkan Nurizawati, yang juga Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Mekar Bersama di Desa Kuala Selat. Meskipun perempuan, sepak terjang Nurizawati tidak kalah mentereng dibandingkan dengan para bapak-bapak di kelompoknya.
”Bagi kami perempuan sangat penting. Pertama sekali mangrove masuk ke desa Kuala Selat ini kami sangka perempuan tidak dilibatkan. Tapi ternyata dilibatkan dan sangat berperan penting sekali yaitu dalam rehabilitasi mangrove ini,” ujar Nurizawati saat temu wartawan di Balai Desa Kuala Selat, Kamis (25.9).
Di KTH Mekar Bersama, 5 dari 15 anggotanya adalah perempuan. Mereka ikut serta dalam pembibitan dan penanaman. ”Sebagian 50% perempuan ikut dalam penanaman. Terus juga membersihkan sampah-sampah dari tempat-tempat area pembibitan itu,” tambah perempuan yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Desa Kuala Selat itu.
IKUT PERENCANAAN
Sebenarnya di sini perempuan memiliki dua peran penting. Selain ikut pembibitan dan menanam, mereka juga bertanggungjawab menyiapkan perbekalan untuk yang ikut dalam penanaman mangrove ini.
Bukan hanya menanam, kaum perempuan juga ikut serta dalam perencanaan dan musyarawah desa, mengelola keuangan rumah tangga dan kelompok KTH dalam kegiatan M4CR. Seperti dikisahkan PPIU Manajer M Arif Fahrurrozi, Kamis (25/9).
”Mereka ada sekitar 30% dalam KTH, jadi perannya juga penting,” tambah Fahrurozi.
Fakta ini menjadi bukti bahwa perempuan pesisir juga penjaga Mangrove sekaligus penjaga masa depan lingkungan. (H-1)
[OTOMOTIFKU]