
TERDAPAT empat pilar utama dalam penguatan ekosistem kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI) nasional. Ini menjadi fokus Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (Korika) kembali menegaskan perannya sebagai orkestrator utama ekosistem kecerdasan buatan di Indonesia.
“Pilar pertama yaitu kolaborasi riset dan inovasi. Kami secara aktif menjembatani kerja sama antara universitas dan industri untuk menghasilkan riset terapan yang relevan dengan kebutuhan pasar. Salah satu sorotan ialah peluncuran chatbot Korika Chat buatan anak bangsa yang menunjukkan kapabilitas inovasi lokal,” tutur Ketua Umum Korika Hammam Riza dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/9).
Kedua, pengembangan standar etika dan regulasi AI. Bekerja sama dengan pemerintah, Korika turut andil dalam merumuskan kebijakan AI yang menyeimbangkan antara inovasi dan mitigasi risiko. Hal ini penting untuk membangun ekosistem AI yang etis, inklusif, dan bermartabat.
Ketiga, program pelatihan talenta AI. Menjawab tantangan ketersediaan talenta ahli, Korika terus menggulirkan program pelatihan untuk mencetak talenta digital muda yang kompetitif dan siap memenuhi kebutuhan industri.
Keempat, dukungan untuk startup AI lokal. Korika berfungsi sebagai platform yang mendukung pertumbuhan startup teknologi AI di Indonesia, memberikan mereka akses ke jaringan, pendanaan, dan pasar untuk bersaing di tingkat nasional maupun global. Hal itu disampaikan Hammad dalam AI Innovation Summit (AIIS) 2025, belum lama ini. (I-2)
[OTOMOTIFKU]