
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan bahwa posisi halal global Indonesia berada di peringkat tiga, tertinggal dari Malaysia di peringkat pertama dan Arab Saudi di peringkat kedua.
“Ini halal global kita nomor tiga kalah sama Malaysia, kalah sama Arab Saudi. Harapannya lima tahun ke depan kita geser satu (peringkat dua), lima tahun lagi geser lagi satu (peringkat pertama),” ucap Kepala Pusat Industri Halal Kemenperin, Kris Sasono Ngudi Wibowo di acara ‘Talkshow Industrial Festival 2025’ yang digelar di ICE BSD, Tangerang, Sabtu (27/9).
Ia menjelaskan, secara global, halal sudah menarik bukan di negara muslim saja, tapi sudah menyasar ke negara non muslim seperti Tiongkok, Jepang, Rusia bahkan negara-negara Eropa.
Tiongkok, menjadi salah satu negara eksportir produk halal terbesar ke negara OKI dengan nilai US$32,51 miliar disusul dengan India senilai US$28,8 miliar dan Brasil US$26,93 miliar berdasarkan data dari State of The Global Islamic Economy Report (SGIER) 2024/2025.
Ia juga menyoroti pentingnya peran generasi muda dalam mengembangkan industri halal seperti dalam inovasi produk, wirausaha dan startup, pengembangan produk lokal, dan memperluas networking.
“Generasi muda itu penting ketika bicara inovasi produk. Biasanya anak-anak muda itu punya gagasan, punya ide untuk bikin usaha produk-produk tertentu,” pungkasnya.
Di samping itu, Kris menyampaikan bahwa saat ini di Indonesia, melalui Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 telah mewajibkan semua produk yang diproduksi, diperdagangkan dan didistribusikan di Indonesia, wajib bersertifikat halal.
“Yang hari ini sudah masuk wajib (halal) adalah makanan minuman. Jadi kalau teman-teman beli produk makanan minuman, maka sudah harus wajib halal. Ini kami hanya memberikan gambaran bahwa ke depan ini menjadi tuntutan kita semua. Produk halal ini menjadi wajib buat kita semua di produknya masing-masing,” sebutnya. (H-1)
[OTOMOTIFKU]