
PADA 2019, tim paleontolog menemukan fosil dinosaurus berusia 70 juta tahun di Patagonia, Argentina. Dinosaurus sepanjang sekitar 7 meter ini dikenal sebagai megaraptor, predator dengan lengan panjang dan cakar besar.
Namun, ada hal mengejutkan dalam temuan ini: di rahangnya terdapat tulang lengan atas yang serupa dengan milik buaya, lengkap dengan bekas gigitan gigi dinosaurus tersebut.
Menurut Matt Lamanna dari Carnegie Museum, penemuan ini bisa mengartikan jika dinosaurus itu memang sedang memakan buaya atau hanya kebetulan. Ia bahkan membuat lelucon bahwa temuan itu seperti “tersedak kaki buaya,” meski belum bisa dipastikan kebenarannya.
Fosil ini diberi nama Joaquinraptor, diambil dari nama putra Lucio Ibiricu, pemimpin tim peneliti. Dalam publikasi di Nature Communications, Joaquinraptor disebut sebagai salah satu fosil megaraptor paling lengkap yang pernah ditemukan, mencakup tulang lengan, kaki, rusuk, tulang belakang, hingga bagian tengkorak.
Meski hanya 20 persen, temuan ini menjadi kunci penting untuk memahami kelompok megaraptor yang selama ini hanya diketahui dari fosil tidak utuh.
Megaraptor pertama kali dikenali pada 1996 oleh Fernando Novas. Ada yang menyebut megaraptor berkerabat dengan Allosaurus, predator besar berkaki dua yang kuat.
Ada juga yang mengaitkannya dengan Spinosaurus, pemburu perairan dengan duri mirip layar di punggungnya. Namun belakangan, banyak peneliti sepakat bahwa megaraptor merupakan garis keturunan tertua dari kelompok yang kemudian melahirkan Tyrannosaurus.
Berbeda dengan Tyrannosaurus rex yang terkenal bertangan kecil, megaraptor justru memiliki moncong ramping dan lengan panjang. Sayangnya, tulangnya yang ringan membuat fosil mereka jarang terawetkan dengan baik. Oleh karena itu, penemuan Joaquinraptor dianggap sebagai petunjuk penting untuk memahami evolusi megaraptor.
Menariknya, hanya fosil Joaquinraptor yang ditemukan bersama sisa-sisa buaya. Menurut Novas, hal ini menunjukkan bahwa dinosaurus ini mungkin berbagi ekosistem sekaligus bersaing dengan buaya prasejarah tersebut, mirip hubungan jaguar dan caiman di Amerika Selatan saat ini.
Penelitian ini juga memperlihatkan bahwa megaraptor semakin membesar seiring waktu. Di Amerika Utara, Tyrannosaurus mendominasi periode Kapur Akhir, sementara di Amerika Selatan justru megaraptor yang mengambil peran predator utama.
Tim peneliti berharap bisa membandingkan fosil Joaquinraptor dengan dinosaurus lain untuk mengetahui posisi pastinya dalam keluarga theropoda. Meski masih banyak misteri, penemuan ini menegaskan bahwa megaraptor adalah salah satu predator terkuat pada masanya.
Sumber: The New York Times
[OTOMOTIFKU]