
NATRIUM sering kali menjadi bahan perdebatan: di satu sisi dianggap berbahaya bagi kesehatan jantung, tetapi di sisi lain, tubuh sebenarnya tidak bisa berfungsi tanpa mineral ini.
Hipertensi sudah lama dikenal sebagai faktor risiko penyakit jantung. Saat tekanan darah normal, pembuluh darah tetap kuat dan lentur. Namun, jika tekanan terlalu tinggi dalam jangka waktu lama, dinding pembuluh darah bisa rusak, menjadi kaku dan menyempit, sehingga meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke. Lalu, di mana peran natrium?
Peran Penting Natrium
Seperti yang kita ketahui, natrium (komponen utama garam) memiliki sifat menahan air. Jika jumlahnya terlalu banyak dalam pembuluh darah, volume cairan bertambah dan tekanan ikut naik.
Pemerintah Amerika Serikat bahkan merekomendasikan konsumsi natrium maksimal 2,3 gram per hari demi kesehatan jantung. Namun sayangnya, rekomendasi ini banyak didasarkan pada data observasi, bukan uji klinis terkontrol.
Masalahnya, natrium juga sangat penting bagi kesehatan. Tubuh, termasuk sistem kardiovaskular, butuh natrium untuk berfungsi. Beberapa penelitian bahkan menemukan bahwa konsumsi garam lebih tinggi justru dikaitkan dengan tekanan darah lebih rendah dan risiko kematian akibat penyakit jantung yang lebih kecil.
Berikut adalah beberapa fungsi natrium bagi tubuh:
- Menghantarkan impuls saraf.
- Mengatur keseimbangan cairan di luar sel.
- Menjaga tekanan darah tetap sehat.
- Membantu penyerapan nutrisi di usus.
Tubuh butuh setidaknya membutuhkan 500 mg natrium per hari untuk bertahan hidup, meski ini jauh dari jumlah optimal. Kekurangan natrium membuat tubuh masuk ke “mode hemat natrium,” di mana hormon tertentu menahan lebih banyak natrium.
Awal Mula Rekomendasi Rendah Garam
Pada 1960-1970-an, ilmuwan Lewis Dahl menemukan tikus tertentu (kini disebut “Dahl rats”) mengalami hipertensi jika diberi asupan garam sangat tinggi. Hasil ini jadi dasar pedoman 1980 yang menyarankan masyarakat menghindari terlalu banyak natrium.
Natrium dan Tekanan Darah
Secara teori, natrium berlebih bisa meningkatkan tekanan darah karena menambah volume cairan.
Contohnya, Studi Intersalt (1988) meneliti lebih dari 10.000 orang di 52 wilayah. Sebagian besar tidak menunjukkan hubungan jelas antara natrium dan tekanan darah. Populasi Yanomami di Brasil yang makan sangat sedikit garam memang punya tekanan darah rendah, tetapi mereka juga hidup lebih singkat dan mengalami masalah pertumbuhan.
Bahkan, studi pada 2017 menunjukkan orang dengan konsumsi natrium tinggi justru punya tekanan darah lebih rendah dibanding mereka yang diet rendah garam.
Membatasi natrium terlalu banyak bisa menimbulkan efek samping: sakit kepala, kelelahan, kram otot, hingga risiko hiponatremia (natrium darah rendah) yang berbahaya.
Kelompok yang berisiko besar mengalami kekurangan natrium adalah atlet, pekerja luar ruangan, pelaku diet rendah karbohidrat/keto, serta orang yang rutin berpuasa.
Takaran Natrium yang Tepat
Jumlah konsumsi natrium tidak bisa ditetapkan dengan satu ukuran untuk semua. Banyak orang justru bisa lebih sehat dengan asupan natrium yang sedikit lebih tinggi dari batas rendah yang dianjurkan.
Namun, jika merujuk pada hasil penelitian, maka titik takaran terbaik berada di antara 4-6 gram per hari. Yang terpenting adalah memahami kebutuhan tubuh sendiri, kualitas makanan, dan konsultasi dengan tenaga medis bila memiliki kondisi tertentu. (Yahoo/Z-10)
[OTOMOTIFKU]