
BELAKANGAN, asam folinat mulai menarik perhatian sebagai salah satu pendukung terapi pada anak dengan autisme. Apa sebenarnya zat ini dan bagaimana perbedaannya dengan vitamin B9 lain seperti asam folat.
Apa Itu Asam Folinat?
Vitamin B9 adalah nutrisi penting yang hadir dalam beberapa bentuk. Yaitu olat (alami dari makanan), asam folat (sintetis dalam suplemen), dan asam folinat.
Fungsinya vital untuk membentuk DNA, RNA, sel darah merah. Serta mendukung pertumbuhan sel yang sehat. Pada kehamilan, vitamin B9 juga mencegah cacat tabung saraf pada janin.
Namun, meski sama-sama bagian dari vitamin B9, ketiga bentuk ini tidak sepenuhnya dapat dipertukarkan.
- Folat: Bentuk alami yang terdapat pada sayuran hijau, kacang-kacangan, dan buah jeruk.
- Asam folat: Bentuk sintetis yang banyak ditemukan di multivitamin dan makanan fortifikasi. Harus melalui proses konversi di tubuh untuk menjadi aktif.
- Asam folinat: Bentuk “siap pakai” yang bisa langsung digunakan tubuh tanpa perlu melalui banyak tahapan enzimatis. Karena itu, asam folinat sering lebih bermanfaat bagi yang memiliki masalah genetik. Ataupun yang memiliki metabolisme tertentu membuat sulit mengolah asam folat.
- Obat pendukung kemoterapi: Asam folinat dosis tinggi (dikenal sebagai leucovorin) digunakan sebagai “rescue therapy”. Untuk melindungi sel sehat pada pasien yang menjalani terapi methotrexate dosis tinggi.
- Meningkatkan efektivitas obat kanker tertentu bila diberikan bersamaan.
- Mengatasi anemia akibat defisiensi folat.
- Membantu individu dengan gangguan metabolisme folat, karena langsung aktif tanpa perlu konversi.
Asam Folinat dan Autisme
Sejumlah penelitian menunjukkan potensi asam folinat dalam membantu gejala autism spectrum disorder (ASD).
Studi tahun 2021 menemukan bahwa hingga 71% anak dengan autisme mengalami kesulitan mengangkut folat ke otak. Sekitar 38% bisa mengalami cerebral folate deficiency (CFD). Pada kondisi ini, kadar folat di darah normal, tetapi otak tidak mendapat cukup asupan.
Asam folinat, karena bentuknya yang sudah aktif, dapat lebih mudah menembus otak. Serta mendukung fungsi yang berhubungan dengan komunikasi serta perilaku. Beberapa penelitian melaporkan adanya perbaikan pada kemampuan komunikasi anak dengan autisme yang mengonsumsi leucovorin.
Meski menjanjikan, studi-studi ini masih kecil skalanya. Sebagian besar masih menguji asam folinat bersamaan dengan terapi lain. Ada kemungkinan sebagian manfaat juga dipengaruhi efek plasebo.
Studi terbaru tahun 2024 menunjukkan hasil positif. Terutama pada anak dengan gangguan metabolisme folat. Tetapi para ahli menegaskan bahwa asam folinat bukanlah “obat ajaib” untuk autisme.
Apakah Perlu Menggantikan Asam Folat dengan Asam Folinat
Meskipun lebih mudah diserap, asam folinat tidak otomatis lebih baik bagi semua orang. Beberapa hal penting untuk dipertimbangkan:
- Ketersediaan: Asam folinat lebih sulit ditemukan dan harganya relatif lebih mahal dibanding asam folat.
- Riset terbatas: Belum ada cukup penelitian yang membuktikan keamanannya pada kehamilan atau menyusui.
- Rekomendasi resmi: Asam folat tetap menjadi bentuk vitamin B9 yang direkomendasikan American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) bagi ibu hamil untuk mencegah cacat tabung saraf.
Berapa dosis asam folinat per hari?
Dosis bervariasi tergantung kebutuhan dan kondisi medis. Karena bisa berinteraksi dengan obat lain, sebaiknya ditentukan dokter.
Asam folinat adalah bentuk aktif dari vitamin B9 yang langsung bisa digunakan tubuh. Ia memiliki manfaat penting, yaitu:
- Mendukung metabolisme sel
- Melindungi pasien kanker dari efek samping kemoterapi
- Berpotensi membantu sebagian anak dengan autisme.
Bagi sebagian besar orang, asam folat dari suplemen maupun makanan tetap menjadi pilihan yang praktis. Namun jika memiliki kondisi khusus atau kesulitan menyerap folat, konsultasikan dengan ahli medis sebelum mengonsumsi asam folinat. (Yahoo! Health/Z-10)
[OTOMOTIFKU]