Labkesda Jabar Ungkap Penyebab Keracunan MBG di Bandung Barat

Labkesda Jabar Ungkap Penyebab Keracunan MBG di Bandung Barat
Bupati Bandung Barat Jeje Ritchie Ismail (kanan) berbincang dengan orangtua korban keracunan di Posko Penanganan di Kantor Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (23/9/2025).(Antara)

LABORATORIUM Kesehatan Daerah (Labkesda) Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mengungkapkan beberapa faktor penyebab keracunan ratusan siswa di Kabupaten Bandung Barat pada program sarapan Makan Bergizi Gratis (MBG). Salah satunya yakni rentang waktu penyiapan sampai penyajian yang terlalu lama. 

“Ini menyebabkan timbulnya bakteri pembusuk dan itu yang kita temukan di sampel makanan MBG,” ungkap Kepala UPTD Labkesda Dinkes Jabar Ryan Bayusantika Ristandi, Sabtu (28/9).

Menhrut Ryan, berdasarkan hasil pemeriksaan sampel di Labkesda Jabar, terdapat bakteri Salmonella dan Bacillus Cereus dari karbohidrat sampel makanan. Keduanya adalah bakteri pembusuk. 

“Higienitas mestinya harus dijaga. Misalnya pemasak itu harus memakai sarung tangan, mengenakan pakain yang bersih, makanan harus disimpan di suhu di atas 60 derajat atau di bawah 5 derajat. Kalau disimpan di suhu ruangan, itu tidak boleh lebih dari 6 jam,” paparnya.

Ryan juga menjelaskan faktor lain yang harus diperhatikan saat memasak adalah air. Air yang digunakan dalam penyiapan makanan MBG harus benar-benar bersih, tidak boleh tercampur bahan lain atau kotoran.

Sementara itu, menyikapi banyaknya temuan keracunan di wilayah Jabar, membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melakukan rapat koordinasi khusus dengan berbagai pihak untuk mencegah terjadinya hal serupa di Kabupaten Bandung.

“Kasus keracunan akibat menu MBG akan menjadi pembahasan khusus. Sebab, keracunan tidak hanya disebabkan satu faktor saja. Jadi, kami perlu membahas dan mempelajarinya lebih mendalam,” ucap Bupati Kabupaten Bandung Dadang Supriatna.

Menurut Dadang, unsur yang diundang dalam rapat koordinasi khusus mulai dari Forkopimda, Badan Gizi Nasional (BGN), pengelola dapur MBG, ahli gizi, akuntan serta pihak-pihak terkait lainnya untuk melakukan analisis menyeluruh.

Program MBG merupakan program pemerintah pusat yang bertujuan menyediakan makanan bergizi gratis bagi siswa di tingkat PAUD, SD, SMP, dan PKBM. 

“Diperkirakan sekitar 1,2 juta penerima manfaat akan menikmati program ini, yang terdiri dari siswa PAUD, SD, SMP, dan PKBM. Dengan jumlah penerima manfaat yang besar, saya  menekankan pentingnya pengawasan ketat dalam setiap tahapan penyelenggaraan program agar tujuan peningkatan gizi anak benar-benar tercapai tanpa risiko kesehatan,” sambungnya. (AN/E-4)

[OTOMOTIFKU]