
MENYIKAPI kasus keracunan makanan yang dialami sejumlah siswa penerima program Makan Bergizi Gratis (MBG), pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong, Mervin Komber menyampaikan saran kepada pemerintah agar lebih memperhatikan aspek pelibatan masyarakat dalam pelaksanaan program tersebut.
Menurut Mervin, program makan bergizi gratis yang digagas Presiden Prabowo Subianto merupakan langkah mulia dan strategis untuk menjawab persoalan rendahnya gizi anak sekolah di berbagai daerah. Namun, ia menilai, pengelolaan program ini perlu melibatkan struktur organisasi masyarakat yang telah lama berkembang di tengah masyarakat.
“Program ini seharusnya dipandang sebagai program pembangunan yang wajib dikerjakan oleh struktur organisasi yang sudah ada, bukan sekadar diserahkan kepada pihak ketiga tanpa pengalaman. Keterlibatan organisasi masyarakat akan memperkuat aspek keamanan, kualitas, sekaligus partisipasi sosial,” kata Mervin dalam keterangannya, Minggu (28/9).
Ia mengusulkan agar Badan Gizi Nasional (BGN) menggandeng berbagai organisasi yang telah lama berkecimpung dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti Tim Penggerak PKK, Dharma Wanita, Muslimat NU, Aisyiyah, WKRI, WHDI, WBI, Persekutuan Wanita Kristen, serta organisasi lokal lain di daerah setempat.
Lebih lanjut, Mervin juga memaparkan beberapa pertimbangan dari usulan tersebut, di antaranya organisasi masyarakat tersebut telah berpengalaman dalam menyiapkan makanan untuk kegiatan besar, sehingga bisa meminimalisir risiko keracunan.
Kemudian, keterlibatan perempuan dalam program ini juga akan memberikan efek domino yang positif terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat.
“Selanjutnya, partisipasi warga dalam menyiapkan makanan di sekitar sekolah sejalan dengan nilai gotong royong, warisan budaya bangsa,” ujarnya.
Kemudian, kolaborasi antara BGN, organisasi masyarakat, dan koperasi Merah Putih akan memperkuat jaringan ekonomi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
Mervin menambahkan bahwa keberhasilan program MBG tidak hanya diukur dari tersedianya makanan bergizi, tetapi juga dari sejauh mana program ini mampu memberdayakan masyarakat serta menjamin keamanan pangan bagi anak-anak sekolah.(H-2)
[OTOMOTIFKU]