Musim Hujan di Wilayah Cirebon Diprakirakan Lebih Awal

Musim Hujan di Wilayah Cirebon Diprakirakan Lebih Awal
Ilustrasi(Freepik.com)

WILAYAH Cirebon diprakirakan memasuki musim hujan lebih awal di tahun ini. Masyarakat pun diminta untuk meningkatkan kewaspadaan. 

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, wilayah Cirebon yang terdiri dari Kota dan Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Kuningan secara umum awal musim hujan diprakirakan lebih cepat antara dua dasarian hingga satu bulan atau lebih. 

“Wilayah tercepat yang memasuki awal musim hujan di Wilayah Cirebon  adalah Kuningan bagian selatan serta Majalengka bagian utara dan selatan, yakni pada dasarian I – III Agustus 2025,” tutur Prakirawan cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, Dyan Anggraeni, Sabtu (27/9). 

Selanjutnya, pada dasarian I – III September 2025, awal musim hujan diprediksi terjadi di sebagian besar wilayah Majalengka, serta sebagian kecil wilayah Cirebon bagian tengah, Kota Cirebon, dan Kuningan bagian barat laut. Berikutnya pada dasarian I – III Oktober 2025, awal musim hujan diprediksi berlangsung di sebagian besar Indramayu dan Cirebon. “Untuk Indramayu bagian utara dan Cirebon bagian timur, awal musim hujannya maju dua dasarian atau lebih cepat dua dasarian,” tutur Dyan. 

Sedangkan untuk wilayah Majalengka, Kuningan, Kota Cirebon, Indramayu bagian selatan dan Cirebon bagian tengah, awal musim hujannya maju tiga dasarian/lebih atau lebih cepat satu bulan atau lebih. 

Untuk curah hujan di wilayah Cirebon  tahun ini diprakirakan bersifat atas normal. Itu berarti, sifat hujannya melebihi 115 persen dari normalnya. “Menghadapi kondisi tersebut, BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kondisi tersebut, terutama untuk wilayah-wilayah yang rawan bencana,” tutur Dyan. 

Untuk puncak musim hujannya, diprakirakan terjadi pada Januari 2026 untuk wilayah  Indramayu, Majalengka, Kota Cirebon, Cirebon bagian tengah hingga barat, dan Kuningan bagian barat laut. Sedangkan Kuningan bagian timur dan Cirebon bagian timur, diprediksi puncak musim hujannya pada Februari 2026

Selanjutnya Dyan pun mengimbau bahwa kewaspadaan juga harus dimiliki para petani padi maupun petambak garam. Ini dikarenakan potensi banjir dapat menyebabkan gagal panen untuk tanaman padi, dan dapat menurunkan kualitas dan kuantitas garam. (H-2) 

[OTOMOTIFKU]