
IJTIMA adalah istilah penting dalam ilmu falak yang sering dikaitkan dengan penentuan awal bulan hijriah. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara sederhana apa itu ijtima, bagaimana prosesnya terjadi, dan mengapa ijtima begitu penting dalam kehidupan umat Islam. Artikel ini ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami untuk membantu Anda memahami konsep ijtima dengan lebih baik.
Pengertian Ijtima dalam Ilmu Falak
Ijtima adalah momen ketika bulan dan matahari berada pada garis bujur ekliptika yang sama dilihat dari bumi. Dalam istilah astronomi, ini disebut konjungsi. Saat ijtima terjadi, bulan berada di antara bumi dan matahari, sehingga bagian bulan yang menghadap bumi tidak mendapat cahaya matahari. Akibatnya, bulan tidak terlihat dari bumi, menandakan akhir bulan hijriah dan awal bulan baru.
Secara sederhana, ijtima adalah titik awal perhitungan bulan baru dalam kalender Islam. Momen ini sangat penting karena menentukan kapan dimulainya bulan hijriah, seperti Ramadan, Idulfitri, atau Iduladha.
Proses Terjadinya Ijtima
Proses ijtima terjadi karena pergerakan bulan mengelilingi bumi dan bumi mengelilingi matahari. Setiap 29,5 hari sekali, bulan kembali ke posisi sejajar dengan matahari dalam pandangan dari bumi. Saat itulah ijtima terjadi. Fenomena ini biasanya tidak terlihat langsung karena bulan berada di posisi gelap. Namun, ilmu falak memungkinkan kita menghitung waktu ijtima dengan tepat menggunakan perhitungan astronomi.
Setelah ijtima, bulan mulai bergerak menjauh dari garis sejajar dengan matahari. Beberapa jam atau hari kemudian, bulan sabit (hilal) mulai terlihat, menandakan awal bulan hijriah.
Hubungan Ijtima dengan Penentuan Awal Bulan Hijriah
Dalam tradisi Islam, awal bulan hijriah sering ditentukan dengan dua cara: rukyat (pengamatan hilal) dan hisab (perhitungan astronomi). Ijtima adalah dasar utama dalam metode hisab karena momen ini menunjukkan kapan bulan baru dimulai. Dengan mengetahui waktu ijtima, para ahli falak dapat memprediksi kapan hilal akan terlihat, biasanya 15-20 jam setelah ijtima.
Misalnya, untuk menentukan awal Ramadan, ahli falak menghitung waktu ijtima pada akhir bulan Sya’ban. Jika hilal terlihat setelah ijtima, maka Ramadan dimulai. Jika tidak, bulan Sya’ban dilengkapi menjadi 30 hari.
Dalil Al-Qur’an dan Hadits tentang Ijtima
Al-Qur’an menyebutkan pentingnya pergerakan bulan dan matahari sebagai tanda kekuasaan Allah dan dasar penentuan waktu. Salah satu ayat yang relevan adalah:
Arabic:
هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ
Latin: Huwa alladzii ja‘ala asy-syamsa diyaa’an wal-qamara nuuran wa qaddarahu manaazila lita‘lamuu ‘adada as-siniina wal-hisaab
Terjemahan: “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan manzilah-manzilah (untuk bulan) agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu.” (QS. Yunus: 5)
Ayat ini menunjukkan bahwa pergerakan bulan, termasuk fenomena ijtima, adalah bagian dari sistem Allah untuk membantu manusia menghitung waktu.
Selain itu, hadits Nabi Muhammad SAW juga menegaskan pentingnya penentuan awal bulan. Salah satunya adalah:
Arabic:
صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ، فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا الْعِدَّةَ ثَلَاثِينَ
Latin: Shuumuu liru’yatihi wa afthiruu liru’yatihi, fa in ghumma ‘alaikum fa akmiluu al-‘iddata tsalaatsiina
Terjemahan: “Berpuasalah karena melihat hilal dan berbukalah karena melihatnya. Jika (hilal) tertutup awan, maka sempurnakan bilangan (bulan) menjadi tiga puluh hari.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa pengamatan hilal setelah ijtima menjadi dasar penentuan awal bulan dalam Islam.
Mengapa Ijtima Penting dalam Kehidupan Umat Islam?
Ijtima adalah fondasi utama dalam penentuan kalender hijriah, yang mengatur waktu ibadah seperti puasa, haji, dan hari raya. Tanpa pemahaman tentang ijtima, penentuan waktu ibadah bisa menjadi tidak akurat. Ilmu falak, yang mempelajari ijtima, membantu umat Islam menjalankan ibadah sesuai waktu yang ditetapkan syariat.
Selain itu, ijtima juga mencerminkan keajaiban ciptaan Allah dalam mengatur pergerakan bulan dan matahari. Ini menjadi pengingat bagi umat Islam untuk selalu bersyukur atas tanda-tanda kekuasaan Allah di alam semesta.
[OTOMOTIFKU]