Pakar Nilai Proposal Perdamaian AS Mendahului Kedaulatan Indonesia

Pakar Nilai Proposal Perdamaian AS Mendahului Kedaulatan Indonesia
Donald Trump.(AFP/SPENCER PLATT)

GEDUNG Putih secara resmi mengumumkan proposal perdamaian berisi 20 poin yang diklaim mampu segera menghentikan perang IsraelGaza. Namun, langkah Amerika Serikat tersebut menuai kritik dari kalangan akademisi di Indonesia.

Pakar Hubungan Internasional Universitas Indonesia (UI), Suzie Sudarman, menilai langkah tersebut justru merupakan bentuk intervensi terselubung.

“Ini tindakan mendahului kedaulatan Indonesia yang direpresentasi Republik Indonesia,” kata Prof Suzie dihubungi Media Indonesia, Selasa (30/9).

Harapan pada Pidato Prabowo Tak Terpenuhi

Prof Suzie juga menyinggung pidato Presiden Prabowo Subianto di Sidang Umum PBB yang sebelumnya dinanti banyak pihak.

“Sempat terkesima karena dengan menunggu pidato Presiden Prabowo saya tadinya berharap beliau akan memperkuat dorongan negara-negara global south dan negara maju untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina dari perlakuan tidak berperikemanusiaan dari warga Israel dibantu negara-negara maju yang menjual senjata,” ucap Prof Suzie.

Namun, menurutnya, narasi perdamaian yang disampaikan justru terkesan kontradiktif.

“Ternyata seperti drama dari sebuah negara global south yang melakukan tindakan seakan-akan membela sesama namun terjebak dalam konspirasi AS dan Israel untuk tetap mengagungkan nama besar AS yang sedang mengalami kesulitan APBN-nya,” tambahnya.

Psywar dan Kepentingan Geopolitik

Suzie menyebut proposal tersebut sebagai bagian dari strategi psikologis tingkat tinggi.

“Sangat pandai dalam psywar bangsa-bangsa pandai dan membuat negara lemah seperti telah secara sukarela menjerat lehernya sendiri. Saudi oleh Perancis dan Indonesia oleh Amerika Serikat,” tegasnya.

Sejumlah negara Muslim disebut menyambut baik proposal ini. Namun Suzie menilai dukungan itu tak lepas dari motif ekonomi.

“Disambut negara Muslim yang menandatangani Abraham Accord mungkin karena telah mendatangkan uang dan ada janji masa depan yang juga bermanfaat secara keuangan,” paparnya.

Dia menyebut dukungan tersebut terhubung dengan skema Israel Coalition for Regional Security yang mendukung upaya Donald Trump memperluas Abraham Accords.

“Hal ini diupayakan untuk segera mem-preempt langkah Indonesia yang berpenduduk mayoritas Muslim untuk tidak melanjutkan keinginan agar ada pengakuan kemerdekaan Palestina sebelum mengakui Israel,” tambahnya.

Kutipan Prabowo Diedit Media Israel

Prof Suzie juga menyoroti penyebaran kutipan Presiden Prabowo yang dianggap dimanipulasi media Israel.

“Sayangnya ucapan Presiden Prabowo bahwa perdamaian hanya mungkin tercapai jika keamanan Israel wujud itu diedit serta diedarkan secara luas di media massa Israel sebagai bukti bahwa Indonesia menyatakan akan menjamin keamanan Israel demi perdamaian terwujud di kawasan,” katanya.

Peringatan untuk Indonesia

Sebagai penutup, Prof Suzie mengingatkan adanya potensi perang narasi yang berlangsung secara senyap.

“Ada upaya mengendapkan (nesting) cita-cita negara adidaya dan keinginan kaum Zionist dalam ruang jeda waktu antara pidato dan kenyataan yang berkembang dari upaya negara-negara yang berkepentingan namun berbeda kehendak dari negara global South atau spesifiknya Indonesia,” pungkasnya. (I-3)

[OTOMOTIFKU]