Gejala Pembesaran Prostat Bisa Turunkan Kualitas Hidup Pria

Gejala Pembesaran Prostat Bisa Turunkan Kualitas Hidup Pria
Dampak pembesaran prostat pada kualitas hidup pria.(Freepik)

Dokter spesialis urologi dari RS Cipto Mangunkusumo, Chaidir Arif Mochtar, mengingatkan bahwa pembesaran prostat atau Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) kerap memunculkan keluhan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama pada pria berusia di atas 60 tahun.

Menurut Chaidir, tanda-tanda BPH biasanya dikategorikan sebagai lower urinary tract symptoms (LUTS), yang terbagi menjadi dua: gejala iritatif, misalnya sering berkemih, terutama malam hari, dan sulit menahan kencing, serta gejala obstruktif, seperti pancaran urine melemah, kencing terputus-putus, hingga rasa tidak tuntas setelah buang air kecil.

“Kadang pasien merasa sudah buang air kecil, tapi beberapa menit kemudian timbul lagi sensasi ingin kencing. Bahkan setelah selesai, urine masih menetes karena ada sisa yang tertahan di uretra,” jelasnya dikutip dari Antara, Selasa (30/1).

Gejala-gejala tersebut dapat menurunkan kualitas tidur dan berpotensi menimbulkan stres, bukan hanya bagi pasien, tetapi juga pasangan yang mendampingi.

Chaidir menekankan pentingnya deteksi dini melalui pemeriksaan dokter. Evaluasi biasanya meliputi wawancara medis, riwayat penyakit metabolik, konsumsi obat, hingga kebiasaan sehari-hari. Penilaian tingkat keparahan keluhan dapat menggunakan metode International Prostate Symptom Score (IPSS) yang direkomendasikan WHO, dengan kategori ringan (0-7), sedang (8-19), dan berat (20-35).

Pilihan penanganan mencakup pengawasan rutin (watchful waiting), perubahan gaya hidup, pemberian obat, hingga tindakan pembedahan. Namun, operasi memiliki risiko efek samping, termasuk gangguan fungsi seksual maupun komplikasi pascaoperasi.

“Inovasi terapi minimal invasif seperti Rezum memberikan alternatif baru yang lebih aman dan efektif bagi penderita BPH,” kata Chaidir. (Ant/Z-10)

[OTOMOTIFKU]