Trump Ultimatum Hamas 4 Hari untuk Jawaban, Jika Menolak Akan Bayar di Neraka

Trump Ultimatum Hamas: 4 Hari untuk Jawaban, Jika Menolak Akan Bayar di Neraka
Donald Trump beri Hamas ultimatum 4 hari untuk jawab rencana perdamaian Gaza. Jika menolak, Hamas akan “bayar di neraka”. (Media Sosial X)

PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump memberikan ultimatum keras kepada Hamas terkait proposal perdamaian dan rekonstruksi Gaza. Dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Washington, Trump menegaskan Hamas hanya diberi waktu tiga hingga empat hari untuk merespons. Jika menolak, katanya, kelompok tersebut akan “membayar di neraka”.

Proposal itu bertujuan mengakhiri perang dua tahun yang telah menelan puluhan ribu korban jiwa. Pada Selasa, rumah sakit di Gaza melaporkan sedikitnya 31 warga Palestina tewas akibat serangan Israel yang masih berlangsung.

Isi utama rencana tersebut mencakup:

  • Pelucutan senjata Hamas dan larangan mereka terlibat dalam politik Gaza di masa depan. 
  • Pembentukan otoritas transisi teknokrat yang disebut-sebut akan dipimpin langsung oleh Trump.
  • Pembebasan 48 sandera Israel dalam waktu 72 jam setelah gencatan senjata.
  • Penarikan bertahap militer Israel ke zona penyangga serta masuknya bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar.
  • Pertukaran tahanan, di mana Israel akan membebaskan hampir 2.000 warga Palestina, termasuk yang dihukum seumur hidup.

Proposal ini menimbulkan reaksi beragam. Israel menyambut baik karena sebagian besar tuntutannya dipenuhi, meski kelompok politik sayap kanan menilai rencana itu sebagai “kegagalan diplomatik”. Netanyahu menegaskan militer Israel akan tetap berada di sebagian besar wilayah Gaza dan menolak pembentukan negara Palestina.

Dari pihak Hamas, respons resmi belum diberikan. Pejabatnya menyatakan masih melakukan konsultasi internal, termasuk dengan faksi bersenjata lain. Beberapa kelompok sekutu Hamas, seperti Jihad Islam, langsung mengecam rencana tersebut sebagai “berat sebelah” dan berpotensi melanggengkan agresi Israel.

Dukungan Proposal Trump

Sementara itu, sejumlah negara seperti Turki, Qatar, Mesir, hingga Arab Saudi menyatakan dukungan terhadap proposal Trump. Bahkan, Pakistan, UEA, Indonesia, hingga Rusia dan negara Eropa seperti Jerman dan Prancis menilai rencana ini bisa menjadi peluang terbaik menghentikan perang.

Meski diplomasi terus berjalan, situasi di lapangan tetap memburuk. Serangan Israel ke Gaza City, Nuseirat, hingga kamp pengungsi Muwasi kembali menewaskan puluhan warga sipil, termasuk anak-anak. Data otoritas kesehatan Gaza mencatat korban tewas sejak perang pecah pada Oktober 2023 telah mencapai lebih dari 66.000 jiwa, dengan ratusan anak meninggal akibat kelaparan.

Kini, dunia menunggu apakah Hamas akan menerima tawaran Trump atau justru memilih melanjutkan perlawanan yang semakin memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza. (The Guardian/Z-2)

[OTOMOTIFKU]