
Ombudsman Republik Indonesia (ORI) menegaskan agar makanan cepat saji atau junk food yang tinggi kalori, lemak, dan gula tidak dijadikan menu dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika, menilai keberadaan junk food seperti burger atau spageti tidak sejalan dengan tujuan utama MBG yang berfokus pada pemenuhan gizi.
“Ini kan makan bergizi kan gitu ya, berarti kan unsur gizinya itu harus benar-benar dipenuhi,” kata Yeka di Jakarta, Selasa (30/9).
Ia meminta Badan Gizi Nasional (BGN) memastikan sekolah tidak lagi menyediakan menu seperti sosis, burger, maupun chicken nugget dalam program tersebut. Jika variasi menu dibutuhkan, lanjutnya, pengolahannya sebaiknya dilakukan secara mandiri dengan bahan bergizi.
“Kecuali kalau nugget-nya itu bikin sendiri, bukan merupakan ultra-processed food,” tambahnya.
Respons BGN
Sebelumnya, Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang menanggapi kritik soal adanya menu spageti dan burger dalam MBG. Menurutnya, menu tersebut bukan menu harian, melainkan hasil kreativitas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di daerah untuk mengatasi kejenuhan siswa terhadap nasi.
“Mohon maaf ada yang mengkritik, ‘Masa ada spageti? Masa ada burger diberikan, apa gizinya?’ Jadi itu tidak selalu. Jadi anak-anak SPPG ini punya kreativitas, biar enggak bosan makan nasi,” ujar Nanik dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (26/9).
Nanik menambahkan, siswa memang diberi kesempatan mengajukan permintaan menu, namun hanya berlaku sekali dalam seminggu.
[OTOMOTIFKU]