Pola Pergerakan Hewan Karnivora, Warisan Evolusi Sejak Jutaan Tahun Lalu

Pola Pergerakan Hewan Karnivora, Warisan Evolusi Sejak Jutaan Tahun Lalu
Ilustrasi(freepik)

SEEKOR anjing yang bolak-balik di jalur sama di halaman, lalu seekor kucing yang memilih berjalan ke sudut berbeda, sebenarnya bukan sekadar kebetulan. Gerak-gerik sederhana itu mencerminkan sesuatu yang lebih mendalam. Pola pergerakan hewan tidaklah acak, melainkan hasil strategi yang terbentuk, dari jutaan tahun proses evolusi.

Para ilmuwan selama ini beranggapan predator bergerak di wilayah jelajahnya secara acak, tanpa mengikuti pola tertentu. Pandangan tersebut menjadi dasar bagi berbagai model untuk memperkirakan perilaku berburu, interaksi antarhewan, hingga dampak jangka panjang bagi upaya konservasi.

Namun, hasil penelitian global terbaru justru mengungkap hal yang berbeda. Banyak karnivora ternyata memiliki rute tersembunyi, yang mereka ikuti secara konsisten, sementara sebagian lainnya tetap bergerak bebas tanpa pola yang jelas.

Studi global mengenai pergerakan hewan

Selama satu dekade, peneliti melacak 1.239 karnivora dari 34 spesies di enam benua menggunakan kerah GPS, sehingga terkumpul basis data pergerakan terbesar yang pernah ada. Hasilnya menunjukkan perbedaan mencolok, canid lebih sering kembali menapaki jalur lama, sedangkan felid cenderung jarang melakukannya.

“Kami menemukan bahwa spesies karnivora menggunakan ruang dengan cara yang sangat berbeda,” kata William Fagan, seorang profesor biologi di Universitas Maryland. “Anggota keluarga anjing tampak jauh lebih terstruktur dalam penggunaan ruang mereka. Rata-rata, mereka lebih bergantung pada rute perjalanan favorit, dibandingkan dengan anggota keluarga kucing,” tambahnya.

Pergerakan kucing dan anjing bukanlah sesuatu yang acak

Selama ini pergerakan karnivora dianggap acak, namun temuan baru menunjukkan banyak di antaranya mengikuti rute terstruktur, yang membuat pola gerak lebih mudah diprediksi. Hal ini menuntut penyesuaian dalam model ekologi dan konservasi, karena pergerakan berbasis rute memengaruhi interaksi dengan mangsa, pasangan, patogen, sekaligus strategi perlindungan satwa liar.

Kisah dari jutaan tahun lalu

Anjing dan kucing berpisah jalur evolusi sekitar 41-51 juta tahun lalu. Sejak saat itu, keduanya mengembangkan strategi bergerak yang berbeda. Kucing memiliki bahu fleksibel dan tulang selangka mengapung, yang mendukung kelincahan. 

Hal itu memungkinkan mereka melakukan manuver tajam dan gerakan cepat. Sebaliknya, anjing berevolusi dengan sendi yang lebih kaku. Ciri ini memberi daya tahan lebih baik, untuk perjalanan lurus jarak jauh. Menurut Fagan, canid juga mengandalkan penciuman unggul, untuk menentukan dan mengingat rute yang mereka pilih.

Penelitian global tentang kucing dan anjing

Penelitian berskala global ini berawal dari pertukaran email saat pandemi covid, lalu berkembang menjadi proyek besar dengan 177 kolaborator. Hasilnya adalah, kumpulan data pergerakan karnivora komparatif terbesar di dunia. Fagan menjelaskan teknologi GPS modern dan metode analisis canggih, mampu membuka wawasan baru tentang perilaku hewan yang sebelumnya sulit dipelajari.

Selain itu, penelitian ini juga menonjol karena melibatkan kolaborasi lintas disiplin. Ahli biologi, matematikawan, teknisi, hingga mahasiswa berperan penting, dalam memetakan perilaku tersembunyi karnivora dalam skala global.

Studi ini menegaskan pergerakan hewan bukanlah acak. Melainkan strategi yang memengaruhi cara ilmuwan, untuk memahami predator, sekaligus bagaimana konservasionis melindunginya. Meskipun anjing serta kucing tampak serupa di rumah kita, di alam liar keduanya menempuh jalur kehidupan yang sangat berbeda. (Earth/Z-2)

[OTOMOTIFKU]