
SEBUAH baliho raksasa milik organisasi Abraham Shield di Israel menjadi perhatian publik Indonesia setelah menampilkan foto Presiden RI Prabowo Subianto bersama sejumlah pemimpin dunia, termasuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dalam baliho tersebut terpampang tulisan berbahasa Inggris Mr. President, Israel stand by your plan. Seal the deal atau Bapak Presiden, Israel mendukung rencana Anda. Buat kesepakatan.
Selain Prabowo, baliho itu juga menampilkan wajah Presiden Uni Emirat Arab Mohammed bin Zayed Al Nahyan, Raja Yordania Abdullah II, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MbS), Presiden Mesir Abdul Fattah As-Sisi, dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Hal ini memicu reaksi masyarakat Indonesia, Juru Bicara Kemlu Yvonne Mewengkang menegaskan bahwa baliho tersebut merupakan bagian dari kampanye salah satu organisasi nirlaba (NGO) di Israel yang mendesak pemerintahnya memperluas keikutsertaan negara-negara ke dalam Abraham Accords.
“Baliho itu adalah bagian dari kampanye salah satu NGO Israel yang mendesak pemerintahan untuk memperluas cakupan negara yang mau bergabung ke dalam Abraham Accords,” kata Yvonne kepada Media Indonesia.
Dia menegaskan kembali posisi Indonesia yang konsisten menolak normalisasi dengan Israel.
“Posisi Indonesia sangat clear, tidak akan ada pengakuan dan hubungan dengan Israel, termasuk melalui Abraham Accords, kecuali Israel terlebih dahulu mengakui negara Palestina yang merdeka dan berdaulat,” tegasnya.
Apa Itu Abraham Shield?
Abraham Shield merupakan koalisi keamanan regional yang dibentuk pada 2024, setahun setelah serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023. Koalisi ini terdiri dari berbagai tokoh keamanan, diplomat, pengusaha, hingga peneliti yang mendorong penerapan Abraham Shield Plan.
Dalam situs resminya, koalisi ini menyatakan bertujuan memastikan keamanan Israel melalui visi politik-keamanan baru yang memadukan kekuatan militer, politik, dan ekonomi, sekaligus memanfaatkan peluang regional untuk memperkuat stabilitas.
Mereka secara eksplisit menuding Iran sebagai aktor utama di balik konflik regional. Koalisi tersebut mengklaim serangan Hamas pada 7 Oktober merupakan bagian dari rencana besar Iran untuk menggagalkan normalisasi hubungan Israel dengan Arab Saudi. Sejak itu, mereka menyebut Israel menghadapi tujuh front serangan dari proksi Iran. Dalam Abraham Shield Plan, mereka menawarkan visi tatanan baru Timur Tengah yang mencakup beberapa poin utama.
1. Pemulangan seluruh sandera
2. Demiliterisasi Gaza dan rekonstruksi wilayah
3. Pelucutan kekuatan Hamas
4. Pencegahan program nuklir Iran
5. Pembentukan hubungan resmi Israel–Arab Saudi
6. Pembubaran Hizbullah dan integrasi Libanon ke dalam Abraham Accords
7. Perjanjian non-agresi dengan Suriah
Koalisi tersebut secara terbuka menolak konsep dua negara, bahkan menganggapnya sebagai ancaman.
“Israel akan memajukan proses pemisahan politik, geografis, dan demografis dari Palestina dalam kerangka perjanjian regional yang komprehensif,” tulis mereka. (H-4)
[OTOMOTIFKU]