Pemkab Garut Tetapkan Status KLB, 147 Pelajar dan Balita Diduga Keracunan MBG

Pemkab Garut Tetapkan Status KLB, 147 Pelajar dan Balita Diduga Keracunan MBG
Bupati Garut Abdusy Syakur Amin kunjungi korban dugaan keracunan di Puskesmas dan RSUD Dr Slamet serta menetapkan kejadian luar biasa (KLB).(Kristiadi/MI.)

PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Garut, Jawa Barat, menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) setelah 147 pelajar dan balita menjadi korban dugaan keracunan usai menyantap makan bergizi gratis (MBG) di SMPN 1 Kadungora, SMP PGRI, SDN 3 Talagasari, SMA Annisa Kadungora. Peristiwa itu terjadi, Selasa (30/9), menyebabkan tiga orang harus dirujuk ke RSUD Dr Slamet Garut.

Pemkab Garut telah menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) atas musibah tersebut ini dan berdasarkan laporan para korban mencapai 147 pelajar termasuk balita harus mendapat rawat inap berada di Puskesmas Kadungora 59 orang, Leles 33 orang, observasi 2 orang, dirujuk 3 orang dan 51 orang rawat jalan,” kata Bupati Garut Abdusy Syakur Amin, Rabu (1/10)

Ia mengatakan, balita menjadi korban sehingga harus menjalani rawat inap. Adapun tiga anak terpaksa dirujuk ke rumah sakit karena memerlukan penanganan intensif salah satunya balita.

“Korban keracunan massal di Kadungora sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) hingga semua pasien ditanggung pemerintah daerah bersumber dari anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT).Penetapan tersebut, sebagai langkah dan mengintruksikan korban mendapat penanganan medis dan kami meminta kepala desa di masing wilayah melakukan penyisiran mencari warga bergejala,” ujarnya.

Kasus dugaan keracunan MBG di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, bertambah. Sebelumnya 129 pelajar dilaporkan mengalami keracunan yang tersebar di empat sekolah mulai SDN 3 Telagasari, SMPN 1 Kadungora, SMP PGRI Kadungora dan SMA Annisa Kadungora. Kejadian itu terjadi, Selasa (30/9) sekitar pukul 15.30 WIB usai siswa menyantap makan bergizi gratis di sekolah.

Kepala Puskesmas Kadungora, Noni Cahyana mengatakan dugaan keracunan makan bergizi gratis (MBG) yang terjadi terhadap pelajar dan staf guru sekolah lantaran mereka mengeluhkan sakit sama di bagian perut, muntah, mual, diare dan sesak napas. Namun, siswa datang secara bergelombang sejak siang, malam hingga ada balita ikut menjadi korban.

“Pelajar mengalami keracunan usai santap makan bergizi gratis (MBG) di sekolah dan mereka datang secara bergelombang dengan mengeluhkan sakit perut, muntah, mual, pusing, sesak napas dan diare,” paparnya. (H-4)


 

[OTOMOTIFKU]